Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Intip Rencana Ekspansi Vale Indonesia (INCO) pada 2020

Pada 2019, PT Vale Indonesia Tbk. menganggarkan belanja modal sekitar US$170 juta. Nilainya diproyeksi hampir sama pada 2020.
Presiden Direktur PT Vale Indonesia Tbk Nico Kanter (kanan) didampingi Wakil Presiden Direktur B. Irmanto berbicara pada acara Public Expose Marathon yang diselenggarakan oleh Bursa Efek Indonesia, di Makassar, Kamis (14/9)./JIBI-Paulus Tandi Bone
Presiden Direktur PT Vale Indonesia Tbk Nico Kanter (kanan) didampingi Wakil Presiden Direktur B. Irmanto berbicara pada acara Public Expose Marathon yang diselenggarakan oleh Bursa Efek Indonesia, di Makassar, Kamis (14/9)./JIBI-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA — PT Vale Indonesia Tbk. bakal mengucurkan anggaran belanja modal pada kisaran yang tidak jauh berbeda dengan anggaran yang digelontorkan tahun ini.

Direktur Keuangan Vale Indonesia Bernardus Irmanto mengatakan bahwa untuk anggaran capital expenditure (capex) yang berkelanjutan, perseroan bakal menganggarkan yang kurang lebih sama dengan tahun ini.

Pada tahun ini, kata Bernardus, perseroan optimistis bisa membelanjakan anggaran capex yang direncanakan dalam kisaran US$170 juta. Rencana itu naik dari US$83 juta pada 2018.

Adapun per kuartal III/2019, INCO telah merealisasikan capex US$114,5 juta yang digunakan untuk membiayai sejumlah proyek dan belanja modal rutin perseroan sepanjang periode tersebut.

“Secara garis besar, penggunaannya pada 2020 adalah untuk membangun kembali salah satu dari empat furnace, implementasi project de-bottlenecking seperti air slag granulation dan mobile screening station, kemudian untuk mine development dan project 2 sustaining lainnya,” katanya kepada Bisnis, Rabu (11/12/2019).

Bernardus mengungkapkan bahwa pada 2020, perseroan akan fokus pada pengembangan dua proyek smelter di Bahadopi, Sulawesi Tengah, untuk rencana pembangunan smelter feronikel. Selanjutnya, Vale Indonesia juga memiliki rencana pembangunan smelter nikel di Pomalaa, Sulawesi Tenggara.

Berdasarkan catatan Bisnis, proyek Bahodopi dan Pomalaa disebut akan menghasilkan produk olahan nikel kelas satu. Produk tersebut berbeda dengan nickel matte yang biasa diproduksi Vale Indonesia melalui pabrik di Sorowako, Sulawasi Selatan.

Nickel matte hanya digunakan untuk industri baja anti karat stainless steel. Adapun, nikel kelas satu merupakan bahan baku produk premium seperti baterai listrik untuk electronic vehicle (EV).

“Untuk proyek pengembangan, kami fokus untuk melanjutkan pengembangan Pomalaa dan Bahodopi,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Ridwan
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper