Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Masih Cemas, Indeks Dolar AS Turun Lagi

Indeks dolar Amerika Serikat (AS) masih bergerak di zona merah untuk perdagangan hari kelima beruntun di tengah bertahannya rasa was-was investor seputar tensi AS-China.
Karyawan menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di Jakarta, Senin (1/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di Jakarta, Senin (1/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks dolar Amerika Serikat (AS) masih bergerak di zona merah untuk perdagangan hari kelima beruntun di tengah bertahannya rasa cemas investor seputar tensi AS-China.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia, terkoreksi 0,085 poin atau 0,09 persen ke level 97,563 pada perdagangan Kamis (5/12/2019) pukul 11.22 WIB dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pelemahan indeks dolar berlanjut setelah berakhir turun 0,09 persen atau 0,089 poin ke posisi 97,648 pada Rabu (4/12), penurunan hari keempat beruntun.

Pada Rabu (4/12), Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa pembicaraan untuk menyelesaikan perang perdagangan dengan China telah berjalan "sangat baik".

Bloomberg juga melaporkan bahwa kedua belah pihak semakin membuat kemajuan untuk mencapai kesepakatan, mengutip sumber terkait permasalahan ini.

Namun, dengan tiadanya penegasan dari China terkait hal tersebut, optimisme yang timbul dari komentara Trump mereda dan investor tetap war-was soal tensi dua negara berekonomi terbesar di dunia itu.

“Terlalu dini untuk mengatakan apakah telah terjadi rebound, itulah cara saya melihat risiko saat ini,” ujar Matt Simpson, analis pasar senior di Gain Capital, seperti dikutip dari Reuters.

Seiring dengan pergerakan dolar AS, nilai tukar yen, yang kerap diburu di kala masa ketidakpastian, bergerak stabil di level 108,84 per dolar AS, berdasarkan data Reuters.

Investor juga menantikan rilis data nonfarm payroll pada Jumat (6/12) untuk mengetahui gambaran lebih lanjut tentang keadaan ekonomi AS.

Belum lama ini pasar dikejutkan oleh penyusutan aktivitas manufaktur bulan keempat berturut-turut serta penurunan tak terduga dalam pengeluaran konstruksi, sehingga melunturkan harapan bahwa ekonomi terbesar dunia itu telah stabil.

Institute for Supply Management (ISM) AS melaporkan bahwa indeks aktivitas pabrik nasional turun 0,2 poin menjadi 48,1 pada November, level di bawah 50 yang mengindikasikan kontraksi.

Tak hanya lebih rendah dari perkiraan ekonom dalam survei Reuters untuk kenaikan menjadi 49,2, raihan pada November juga lebih rendah dari level 48,3 pada bulan sebelumnya.

Data terpisah menunjukkan pengeluaran konstruksi turun pada Oktober karena investasi dalam proyek-proyek swasta jatuh ke level terendah dalam tiga tahun. 

“Data yang lemah memaksa banyak orang untuk melepaskan dolar AS dan memangkas kerugian,” ujar ahli strategi valuta asing Daiwa Securities, Yukio Ishizuki di Tokyo.

“Friksi perdagangan tetap menjadi ancaman yang bertahan lama. Ini tidak baik untuk sentimen pasar,” tambahnya.

Posisi indeks dolar AS
TanggalPosisi

5/12/2019

(Pk. 11.22 WIB)

97,563

(-0,09 persen)

4/12/2019

97,648

(-0,09 persen)

3/12/2019

 

97,737

(-0,12 persen)

2/12/2019

 

97,856

(-0,42 persen)

29/11/2019

 

98,273

(-0,10 persen)

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper