Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Melemah di Akhir Sesi I, BBCA & BBRI Penekan Utama

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Kamis (28/11/2019).
Calon penumpang menunggu bus Transjkarta dengan latar belakang layar pergerakan saham PT Bursa Efek Indonesia di jalan Jenderal Sudirman Jakarta, Rabu (27/11/2019)./ANTARA-Wahyu Putro
Calon penumpang menunggu bus Transjkarta dengan latar belakang layar pergerakan saham PT Bursa Efek Indonesia di jalan Jenderal Sudirman Jakarta, Rabu (27/11/2019)./ANTARA-Wahyu Putro

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Kamis (28/11/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG melemah 0,33 persen atau 19,78 poin ke level 6.003,26 pada akhir perdagangan sesi I hari ini, setelah dibuka di zona merah dengan pelemahan 0,16 poin atau 9,77 poin ke level 6.013,27.

Pada perdagangan Rabu (27/11/2019), indeks mengakhiri pergerakannya di level 6.023,04 dengan pelemahan 3,15 poin atau 0,05 persen.

Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 6.001,34-6.036,83.

Enam dari sembilan sektor terpantau bergerak melemah, dipimpin oleh sektor properti yang melemah 1,1 persen. Tiga sektor lainya menguat, dipimpin sektor pertanian yang menguat 0,64 persen.

Sebanyak 135 saham menguat, 223 saham melemah, dan 306 saham stagnan dari 664 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) yang masing-masing menguat 0,71 persen dan 0,72 persen menjadi penekan utama atas pergerakan IHSG.

Sejalan dengan IHSG, mayoritas bursa saham lainnya di Asia bergerak melemah. Indeks Nikkei 225 dan Topix Jepang masing-masing melemah 0,12 persen dan 0,22 persen, sedangkan indeks Kospi Korea Selatan turun 0,25 persen.

Di China, indeks Shanghai Composite melemah 0,36 persen, sedangkan indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,28 persen.

Bursa Asia goyah pada hari Kamis karena kekhawatiran bahwa ketegangan atas Hong Kong dapat menghalangi kesepakatan perdagangan AS-China memberikan tekanan pada data ekonomi AS yang positif.

Presiden AS Donald Trump pada hari Rabu menandatangani undang-undang yang mendukung demonstran pro-demokrasi di Hong Kong. Kementerian Luar Negeri China segera memperingatkan "langkah-langkah balasan" sebagai tanggapan.

"Saya pikir itu bisa dengan mudah menjadi jauh lebih buruk, karena investor menunggu lebih banyak detail pada respon China," kata Kay Van-Petersen, analis makro global di Saxo Capital Markets, seperti dikutip Reuters.

"Kami berpotensi melihat peluang lebih besar untuk bergerak ke bawah berdasarkan apa yang terjadi dalam 24-48 jam ke depan," lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper