Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Buat Komitmen, Pasar Saham Global Serempak Menguat

Pasar saham global serempak menguat pada perdagangan siang ini, Senin (25/11/2019), saat investor mencermati langkah terbaru China yang dapat meredakan tensi perdagangan dengan Amerika Serikat (AS).

Bisnis.com, JAKARTA – Pasar saham global serempak menguat pada perdagangan siang ini, Senin (25/11/2019), saat investor mencermati langkah terbaru China yang dapat meredakan tensi perdagangan dengan Amerika Serikat (AS).

Berdasarkan data Bloomberg, indeks MSCI Asia Pacific dan indeks Euro Stoxx 50 futures kompak naik 0,7 persen pada pukul 07.04 pagi waktu London (pukul 14.04 WIB).

Sementara itu, indeks Topix Jepang menguat 0,7 persen bersama indeks Shanghai Composite, indeks Kospi Korea Selatan menanjak 1 persen, bahkan indeks Hang Seng Hong Kong naik tajam 1,6 persen.

Bursa saham di Hong Kong berhasil naik mengungguli indeks saham lain di kawasan Asia di tengah euforia warga setempat atas kemenangan kubu pro-demokrasi dalam pemilihan umum distrik yang telah digelar pada Minggu (24/11/2019).

Pada saat yang sama, indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,3 persen. Adapun indeks futures S&P 500 bertambah 0,3 persen setelah indeks saham acuannya berakhir di zona hijau pada perdagangan Jumat (22/11/2019).

Pasar saham global menguat setelah China menyatakan akan menindak pelanggaran hak kekayaan intelektual (HKI) dengan menaikkan penalti seiring dengan upaya untuk melancarkan pembicaraan perdagangan dengan pemerintah AS.

China juga menyatakan tekadnya untuk mengurangi pelanggaran HKI pada tahun 2022 dan berencana untuk memudahkan para pihak yang terdampak pelanggaran itu menerima kompensasi.

“Memperkuat perlindungan HKI adalah konten terpenting untuk meningkatkan sistem perlindungan HKI dan juga insentif terbesar untuk meningkatkan daya saing ekonomi China," menurut pernyataan pemerintah China dalam suatu pedoman yang dirilis Minggu (24/11/2019).

“Pemerintah-pemerintah lokal akan diwajibkan untuk menerapkan penguatan HKI,” tambahnya, seperti dilansir melalui Bloomberg.

Akhir-akhir ini para perunding dari kedua negara telah melakukan pembicaraan berusaha menjembatani perbedaan yang tersisa atas sejumlah isu termasuk janji China untuk membeli produk pertanian Amerika, melindungi hak kekayaan intelektual, dan membuka akses ekonominya lebih jauh untuk perusahaan asing.

Kedua belah pihak berupaya keras untuk menyetujui dengan tepat tarif apa yang akan dibatalkan masing-masing pihak sebagai bagian dari langkah awal kesepakatan perdagangan.

"Pasar telah cukup memperhitungkan kesepakatan [AS-China] akan membuat kemajuan dan itu mungkin terjadi, tetapi kita mungkin melihat hal ini akan berlanjut hingga tahun 2020,” ujar Eleanor Creagh, pakar strategi pasar di Saxo Capital Markets, kepada Bloomberg TV di Sydney.

“Poin penting [bagi pasar] adalah benar-benar tentang pengurangan tarif,” tambahnya.

Seiring dengan terangkatnya daya tarik aset-aset berisiko akibat optimisme seputar sentimen global, minat investor terhadap aset safe haven pun luntur.

Nilai tukar yen Jepang melemah 0,2 persen ke level 108,84 yen per dolar AS dan harga emas di pasar spot turun 0,2 persen menjadi US$1.458 per troy ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper