Bisnis.com, JAKARTA – Pelemahan mayoritas sektor menekan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Senin (25/11/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG melemah 0,34 persen atau 20,81 poin ke level 6.079,43 pada akhir perdagangan sesi I, setelah dibuka di zona merah dengan pelemahan 0,09 persen atau 5,49 poin ke level 6.094,75.
Pada perdagangan Jumat (22/11), indeks mengakhiri pergerakannya di level 6.100,24 dengan pelemahan 0,28 persen atau 17,12 poin.
Sepanjang perdagangan siang ini, IHSG bergerak pada kisaran 6.079,21-6.105,1.
Lima dari sembilan sektor IHSG menetap di zona merah pada akhir sesi I, dipimpin sektor infrastruktur yang melemah 1,13 persen dan properti yang turun 0,95 persen. Empat sektor lainnya menguat, dipimpin pertanian yang naik 0,78 persen.
Sebanyak 157 saham menguat, 186 saham melemah, dan 319 saham stagnan dari 662 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.
Baca Juga
Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) yang masing-masing turun 1,43 persen dan 1,73 persen menjadi penekan utama pergerakan IHSG pada akhir sesi I.
Berbeda dengan IHSG, bursa saham lainnya di Asia bergerak mayoritas menguat. Indeks Nikkei 225 dan Topix Jepang masing-masing naik 0,64 persen dan 0,52 persen, sedangkan indeks Kospi Korea Selatan naik 0,97 persen.
Di China, indeks Shanghai Composite dan blue chip CSI 300 China masing-masing menguat 0,33 persen dan 0,37 persen. Sementara itu, indeks Hang Seng Hong Kong melonjak 1,54 persen.
Dilansir dari Bloomberg, bursa Asia bergerak menguat karena investor mempertimbangkan langkah terbaru oleh China yang mungkin akan mengurangi ketegangan perdagangan dengan China.
China dikabarkan akan menaikkan hukuman dan denda atas pelanggaran hak kekayaan intelektual. Langkah ini dianggap sebagai pendorong terhadap kesepakatan salah satu poin penting dalam diskusi dengan AS.
"Perhatian terus terpusat pada perkembangan perdagangan AS-China sementara pasar juga mencerna hasil pemilihan akhir pekan di Hong Kong," kata Mitul Kotecha, ahli analis di TD Securities, seperti dikutip Bloomberg.
Sementara itu, warga Hong Kong berduyun-duyun mendatangi kotak suara pemilihan umum distrik yang digelar pada Minggu (24/11/2019). Meski memiliki kekuasaan yang terbatas, posisi anggota Dewan Distrik diketahui berperan dalam proses memilih Kepala Eksekutif Hong Kong.
Menurut laporan South China Morning Post, kandidat pro-demokrasi meraih setidaknya 278 kursi dari 452 untuk diperebutkan, sekitar tujuh kali lebih banyak daripada yang diraih kandidat pro-pemerintah.