Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kubu Pro-Demokrasi Unggul Pemilu, Bursa Hong Kong Naik Tajam

Bursa saham Hong Kong melonjak di tengah euforia atas keunggulan kubu pro-demokrasi dalam hasil pemilihan umum distrik untuk memperebutkan kursi Dewan Distrik.
Indeks Hang Seng/Istimewa
Indeks Hang Seng/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Hong Kong melonjak di tengah euforia atas keunggulan kubu pro-demokrasi dalam hasil pemilihan umum distrik untuk memperebutkan kursi Dewan Distrik.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Hang Seng naik tajam 1,5 persen pada perdagangan pagi ini, Senin (25/11/2019). Penguatannya didorong oleh saham perusahaan pengembang dan saham lain yang dianggap paling sensitif terhadap isu demonstrasi.

Saham Wharf Real Estate Investment dan New World Development Co. termasuk yang membukukan kinerja terbaik pada perdagangan pagi ini.

Sementara itu, saham operator kereta api bawah tanah kota MRT Corp., yang kerap terdampak oleh tekanan aksi demonstrasi, mampu menguat 2,6 persen. Indeks MSCI Hong Kong Index pun naik 1,8 persen.

Warga Hong Kong berduyun-duyun mendatangi kotak suara pemilihan umum distrik yang digelar pada Minggu (24/11/2019). Meski memiliki kekuasaan yang terbatas, posisi anggota Dewan Distrik diketahui berperan dalam proses memilih Kepala Eksekutif Hong Kong.

Menurut laporan South China Morning Post, kandidat pro-demokrasi meraih setidaknya 278 kursi dari 452 untuk diperebutkan, sekitar tujuh kali lebih banyak daripada yang diraih kandidat pro-pemerintah.

Laporan yang sama menyebutkan bahwa kelompok-kelompok pro-demokrasi menguasai setidaknya 12 dari 18 dewan distrik setelah gagal memenangkan mayoritas pada empat tahun lalu.

Sementara itu, jumlah pemilih yang terdaftar mencapai 69,04 persen dari 4,13 juta pemilih hingga pukul 21.30 (Minggu, 24/11) malam waktu setempat, menurut situs web Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hong Kong, lebih besar dari jumlah pemilih pada pemilu 2015 sebesar 47,01 persen.

Salah satu pemberi suara, Ming Lee, 26, berharap jumlah pemilih yang lebih tinggi akan menguntungkan kubu pro-demokrasi yang memperjuangkan beberapa kursi yang dulunya didominasi oleh kandidat pro-pemerintah Beijing.

“Saya berharap suara ini dapat melawan suara pro-Bejing sehingga dapat membawa lebih banyak suara dari para pendukung demokrasi,” katanya, seperti dikutip dari Channel News Asia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper