Bisnis.com, JAKARTA – Berita mengenai penghimpunan dana di pasar modal dan proyeksi kinerja kredit di antaranya, menjadi sorotan edisi harian Bisnis Indonesia, Selasa (19/11/2019).
Berikut beberapa perincian topik utamanya:
Antrean Efek di Akhir Tahun. Di tengah kondisi pasar modal yang fluktuatif menjelang akhir tahun, Bursa Efek Indonesia masih kebanjiran antrean pencatatan efek baru, dari mulai pelepasan saham perdana hingga produk alternatif, seperti reksa dana ETF dan efek beragun aset.
Benahi Kepastian Hukum. Kepala BKPM Bahlil Lahadalia meminta seluruh jajaran Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu memperkuat kerja sama untuk menggenjot realisasi investasi di daerah.
Sengketa Pajak Hambat Laju Penerimaan. Besarnya restitusi serta banyaknya sengketa pajak menjadi penyebab utama rendahnya realisasi penerimaan negara dari sektor ini per akhir bulan lalu. Berdasarkan data Kementerian Keuangan, per akhir Oktober 2019 total restitusi pajak tercatat mencapai Rp133 triliun.
AS Batasi Media Sosial. Demam media sosial tidak hanya terjadi di Tanah Air. Amerika Serikat (AS), negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia juga tengah menghadapi dampak media sosial, terutama di bidang politik
India Sisir Batu Bara Dunia. Harga acuan batu bara global memanas di tengah prospek cerah permintaan komoditas tersebut dari India. Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara kontrak Januari 2020 di ICE Newcastle ditutup menguat 1,23% atau 0,85 poin menjadi US$70,10 per ton, Jumat (15/11).
Kualitas Kredit 5 Bank Masih Buruk. Sebanyak lima bank masih bergulat untuk memperbaiki kualitas kreditnya, sebab rasio kredit bermasalah atau non-performing loan mereka masih cukup tinggi, yakni di atas 5%.
Proyeksi Kinerja Kredit Lebih Realistis. Pelaku usaha perbankan mengapresiasi keputusan Otoritas Jasa Keuangan yang menurunkan proyeksi pertumbuhan kredit tahun ini menjadi 8% hingga 10%, sebab dinilai lebih sesuai dengan kondisi terkini industri perbankan.
Menperin Raih Komitmen Rp40 Triliun. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengaku telah mengantongi komitmen investasi Rp40 triliun dari sejumlah korporasi besar di Jepang yang akan dibawa masuk Indonesia hingga 2023.
IA-CEPA Disahkan Akhir Tahun. Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) sepakat untuk menyelesaikan proses ratifikasi Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) pada Desember 2019.
ARPU Telkom dan Link Net Merosot. PT Link Net Tbk. dan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. menetapkan tarif yang lebih murah di beberapa wilayah sasaran ekspansi layanan internet sambungan tetap perusahaan demi menarik sebanyak mungkin pelanggan baru.