Bisnis.com, JAKARTA - Pilarmas Investindo Sekuritas memperkirakan pergerakan pasar obligasi menanti imbas rebalancing portfolio di pasar saham dan perang dagang China-AS serta arah kebijakan The Fed.
Dalam hasil risetnya, Senin (19/11/2019), Direktur Riset Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan pasar obligasi sebelumnya telah naik mengalami kenaikan harga tetapi belum berimbas pada penurunan yield.
Adapun, dia menyebut jelang akhir tahun, terdapat momentum rebalancing portfolio di pasar saham yang mungkin menggerakkan pasar obligasi. Kendati demikian, kenaikan tergantung pada dukungan sentimen eksternal seperti perang dagang dan langkah The Fed.
"Ada dukungan dari rebalancing portfolio para investor, tentu hal ini akan membuat pergerakan pasar obligasi menjadi lebih aktif, tentu harapannya demikian. Namun aktif atau tidaknya pergerakan pasar obligasi juga tergantung dari sentiment global," ujarnya.
Perinciannya, pertama, negosiator perang dagang China-AS kembali berupaya meredakan tensi kedua negara dengan membahas masalah inti. Masalah utama seperti jadwal pembelian komoditas semisal daging babi, kedelai, hingga komitmen China untuk mengurangi pencurian kekayaan intelektual yang diminta Trump.
Sebagai imbas positif kabar ini, S&P 500 naik selama enam minggu berturut-turut. Lalu, Dow Jones melewati level 28.000 untuk pertama kalinya, dan Nasdaq Composite juga mencapai titik tertinggi.
Kedua, dalam laporannya The Fed memperingatkan kepada sektor keuangan untuk menjaga profitabilitasnya. Adapun, hal itu disampaikan sebagai peringatan di tengah tren bunga rendah yang mungkin menekan bisnis perbankan dan pembiayaan. Oleh karena itu, The Fed menyampaikan peringatannya agar industri keuangan mampu memitigasi kondisi bunga rendah yang bakal terjadi dalam waktu yang lama.
Atas proyeksi tersebut, Maximilianus menyarankan agar investor melakukan aksi beli dengan volume terbatas.
"Kami merekomendasikan beli hari ini dengan volume terbatas," katanya.