Bisnis.com, JAKARTA – Sektor infrastruktur menekan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menetap di zona merah pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Senin (18/11/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG melemah 0,28 persen atau 16,88 poin ke level 6.111,46 pada akhir sesi I dari level penutupan sebelumnya.
Pada perdagangan Jumat (15/11), IHSG mampu mengakhiri pergerakannya di level 6.128,34 dengan penguatan 0,48 persen atau 29,39 poin.
Indeks mulai tergelincir ke zona merah dengan dibuka turun tipis 1,93 poin atau 0,03 persen di posisi 6.126,41 pada Jumat (15/11). Sepanjang perdagangan sesi I, IHSG bergerak di level 6.100,07 – 6.134,31.
Delapan dari sembilan sektor menetap di zona merah pada akhir sesi I, dipimpin infrastruktur (-1,08 persen) dan perdagangan (-0,89 persen). Satu-satunya sektor yang dapat parkir di zona hijau adalah finansial dengan kenaikan 0,12 persen.
Adapun sebanyak 135 saham menguat, 231 saham melemah, dan 295 saham stagnan dari 661 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.
Saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) dan PT Charoen Popkhand Indonesia Tbk. (CPIN) yang masing-masing turun 1,72 persen dan 2,48 persen menjadi penekan utama pergerakan IHSG pada akhir sesi I.
Menurut Dennies Christoper Jordan, analis Artha Sekuritas, pergerakan IHSG diperkirakan masih akan terbatas di tengah tingginya ketidakpastian global. Namun demikian, ia memperkirakan IHSG juga bisa menguat.
“Secara teknikal, indikator stochastic mulai menyempit dan membentuk goldencross di sekitar area oversold mengindikasikan ada potensi penguatan jangka pendek,” terangnya, melalui riset harian.
Sementara itu, tim riset MNC Sekuritas memperkirakan potensi penguatan IHSG hari ini berada pada level 6.160-6.200.
“Namun, apabila IHSG belum sanggup menembus area 6.275 dan 6.350 maka IHSG masih dapat berpotensi terkoreksi kembali,” ungkap MNC Sekuritas.
Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis-27 melemah 0,20 persen atau 1,08 poin ke level 538,13, sedangkan indeks saham syariah Jakarta Islamic Index melemah 0,49 persen atau 3,34 poin ke posisi 676,99 pada akhir sesi I.
Indeks saham lain di Asia bergerak variatif cenderung menguat. Indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,22 persen, indeks Topix turun tipis 0,03 persen, dan indeks Kospi Korea Selatan terkoreksi 0,34 persen.
Di China, dua indeks saham utamanya, Shanghai Composite dan CSI 300 masing-masing mampu menguat 0,61 persen dan 0,84 persen. Adapun indeks Hang Seng Hong Kong menanjak 0,82 persen.
Dilansir dari Reuters, bursa saham Asia bergerak ke posisi lebih tinggi setelah pemerintah China memangkas suku bunga acuan untuk pertama kalinya sejak 2015, sehingga memicu spekulasi stimulus lebih lanjut untuk negara berekonomi terbesar kedua di dunia ini.
Kabar tersebut membantu indeks saham blue chip Shanghai membalik penurunannya di awal perdagangan meskipun reaksi awal secara keseluruhan masih terkesan berhati-hati.