Bisnis.com, JAKARTA – Emiten pertambangan PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) menggelontorkan dana sebesar Rp3,24 miliar untuk eksplorasi pada Oktober 2019 untuk mengevaluasi cadangan batu bara.
Operasional pertambangan batu bara TMG dilakukan melalui entitas usaha yang memiliki ijin perjanjian karya pengusahaan pertambangan batu bara (PKP2B) yaitu PT. Indominco Mandiri, PT. Trubaindo Coal Mining, PT. Bharinto Ekatama dan PT. Jorong Barutama Greston.
Berdasarkan keterbukaan informasi, PT. Trubaindo Coal Mining (TCM) menghabiskan Rp2,43 miliar dari rencana biaya pemboran sebesar Rp53,83 miliar. TCM melakukan kegiatan pemboran di Blok SB1 sebanyak 4 lubang dengan kedalaman 17 meter untuk pemboran lubang terbuka dan 98 meter untuk pemboran inti (coring).
Sementara itu pada Blok SB2, TCM melakukan kegiatan pemboran pada 70 lubang bor dengan kedalaman 2,632meter untuk pemboran lubang terbuka dan 979 meter untuk pemboran inti (coring). Selain itu, TCM juga melakukan kegiatan pemboran eksplorasi (development) di area SB2pada 48lubang bor dengan kedalaman total pemboran sebesar 775meterdan pengambilan sampel sebanyak 5 sampel.
Indominco Mandiri melakukan pengeboran pada Blok Barat dan Blok Timur yang terletak di Kalimantan Timur.
Pada blok barat entitas usaha melakukan kegiatan pemboran pre-production pada 10 lubang bor dengan kedalaman 794 meter untuk pemboran terbuka dan 55 meter untuk pemboran inti. Sementara pada Blok Timur pemboran pre-production dilakukan pada 17 lubang bor dengan kedalaman masing-masing 1.576 meter untuk pemboran terbuka dan 84 meter untuk pemboran inti.
Manajemen mengungkapkan dari hasil pemboran pre-production akan melakukan pembaruan korelasi data lapisan batu bara dan perkiraan jumlah batu bara yang akan ditambang. Hal ini akan mempengaruhi perhitungan cadangan batu bara tahap selanjutnya sebelum dilakukan kegiatan penambangan pada daerah tersebut.