Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Panca Budi Idaman (PBID) Bidik Margin Laba Bersih 7 Persen pada Tahun Depan

Sejalan dengan pasar baru, penjualan ditargetkan tumbuh 12%-15% pada tahun depan.
Contoh produk plastik merek Tomat yang diproduksi oleh PT Panca Budi Idaman Tbk. (PBID)./www.pancabudi.com
Contoh produk plastik merek Tomat yang diproduksi oleh PT Panca Budi Idaman Tbk. (PBID)./www.pancabudi.com

Bisnis.com, JAKARTA - Produsen kantong plastik, PT Panca Budi Idaman Tbk. memperkirakan margin laba bersih (net profit margin/NPM) dapat melebar pada 2020, seiring dengan penambahan pasar baru dan kenaikan harga resin.

Lukman Hakim, Direktur dan Sekretaris Perusahaan Panca Budi Idaman, mengatakan perseroan menargetkan margin laba bersih di level 6%-7% pada tahun depan. Target itu lebih besar dari target margin laba bersih di level 5%-6% pada tahun ini.

Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2019, emiten bersandi saham PBID ini mencatatkan margin laba bersih sebesar 4,23%, menciut dari periode yang sama tahun lalu sebesar 7,81%.

Lukman menjelaskan optimisme margin laba dapat melebar pada tahun depan didukung dua faktor. Pertama, perusahaan berharap harga resin lebih tinggi pada tahun depan, setelah harganya turun pada tahun ini.

"Rata-rata harga resin di pasar global per Desember 2017 US$1.300 per ton, menjadi US$1.100 per ton per Desember 2018. Pada 2019, harga rata-rata US$900 per ton. Hargannya sudah di bottom," katanya pada Senin (11/11/2019).

Kedua, perseroan memiliki pasar baru yakni Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sebelumnya, 60% penjualan PBID berasal dari pasar Jabodetabek.

Guna penetrasi pasar di wilayah baru, perseroan memberikan diskon harga yang tercermin dari biaya iklan dan pemasaran melonjak 34,32% menjadi Rp9,98 miliar per kuartal III/2019. Diskon harga itu turun menekan laba PBID 40,27% menjadi Rp147,82 miliar sepanjang periode 9 bulan tahun ini.

Lukman mengatakan efek diskon harga akan semakin berkurang sehingga perolehan laba bersih perseroan kembali normal.

Sejalan dengan pasar baru, penjualan ditargetkan tumbuh 12%-15% pada tahun depan.

"Pertama, kami sudah penetrasi pasar pada tahun ini. Tahun depan kami akan menerima hasilnya. Kedua, harga resin sudah di bottom. Kami harapkan harganya lebih tinggi lagi sehingga bisa profit," imbuhnya.

Pada perdagangan Senin (11/11/2019), saham PBID ditutup melemah 1,44% atau turun 15 poin ke level Rp1.025 per saham. Adapun, sepanjang tahun berjalan, saham PBID telah terkoreksi 10,87%. Di level harga itu, perusahaan memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp1,92 triliun.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Azizah Nur Alfi
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper