Bisnis.com, JAKARTA—Emiten sektor konversi dan akselerasi digital PT Distribusi Voucher Nusantara Tbk. mencetak lonjakan laba bersih dan pendapatan di sepanjang periode Januari—September 2019.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2019, emiten dengan ticker saham DIVA membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp85,69 miliar, naik 1.288% dari posisi pada periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp6,17 miliar.
Sementara itu, pendapatan juga meroket 277,21 persen menjadi Rp2,72 triliun dari posisi Rp961,81 miliar per kuartal III/2018.
Kinerja yang kuat tersebut didorong oleh peningkatan jumlah mitra usaha kecil dan menengah (UKM) yang naik 48,7% yoy menjadi 24.562 gerai dari posisi sebelumnya 16.514.
Adapun, pendapatan rata-rata per gerai tercatat naik signifikan sebesar 90,6% yoy menjadi Rp111 juta dari posisi sebelumnya Rp58 juta.
Stanley Tjiandra, Direktur DIVA, menjelaskan bahwa segmen DIVA Tour and Travel dan segmen layanan Teknologi Finansial (Tekfin) menunjukkan kinerja memuaskan pada periode 9 bulan pertama tahun ini.
Baca Juga
Penjualan DIVA Tour & Travel tercatat senilai Rp143,9 miliar pada kuartal III/2019, tumbuh 50,79% secara kuartalan (qoq) menjadi Rp57 miliar dari posisi Rp37,8 miliar pada kuartal II/2019.
“Sementara itu, pendapatan dari layanan Tekfin, terutama yang berasal dari model bisnis Infrastructure-as-a-Service (IaaS) kami, tercatat sebesar Rp5,2 miliar pada kuartal III/2019 yang berarti pertumbuhan qoq sebesar 236,3%, dari hanya Rp922 juta di kuartal II/2019 menjadi Rp3,1 miliar di kuartal III/2019,” tulis Stanley dalam keterangan resmi, Kamis (31/10/2019).
Tak hanya meningkatkan neraca pendapatan dan laba, perseroan juga mencatatkan efisiensi neraca operasional.
Rasio biaya operasional terhadap pendapatan turun menjadi 1,8% pada Januari—September dari posisi pada periode yang sama tahun sebelumnya 2,8% dan dari 2,0% pada kuartal II/2019 menjadi 1,7% pada kuartal III/2019.
Selanjutnya, pada periode tersebut, DIVA juga telah berinvestasi 30% saham di PT Alphanovation Digital Teknindo (AAT) yaitu pengembang platform Point-of-Sale yang dikenal sebagai PAWOON.
“Investasi ini bertujuan untuk memperkuat penawaran produk dan layanan DIVA, dan untuk memperluas jaringan dalam bisnis UKM secara regional,” imbuh Stanley.
Adapun, kombinasi platform PAWOON POS serbaguna berlaku untuk segala jenis transaksi, diberdayakan dengan Smart Outlet DIVA dan menampilkan kemampuan dan konten pembayaran terpadu, diharapkan dapat menjadi alat bisnis UKM yang komprehensif dan kuat.
Selain itu, dengan basis besar pengguna PAWOON yang mana lebih dari 10 ribu outlet tersebar di 200 kota di seluruh negeri, DIVA optimistis dapat meningkatkan pemanfaatan produk dan penetrasi pasar smart outlet secara eksponensial.
Berbagai Post-Deal Integration (PDI), khususnya di bidang produk, teknologi informasi (TI) dan strategi, telah ditanamkan, untuk memastikan pertumbuhan dan profitabilitas seimbang.
Pada kuartal III/2019, AAT berhasil membukukan laba positif dan memberikan kontribusi Rp160 juta terhadap laba DIVA di masing-masing kuartal.
Tak hanya menyuntikkan modal, Kejora Ventures turut bergabung dengan DIVA dan menghadirkan nilai tambah melalui penciptaan perusahaan digital enabler.
Pada 19 Agustus, Kejora Ventures mengumumkan niatnya untuk berinvestasi di DIVA melalui InterVest Star SEA Growth Fund I (dana yang dikelola bersama oleh Kejora dan InterVest) yang didukung oleh investor terkemuka seperti Korea Development Bank, Korea Venture Investment Corporation, NH Investment & Securities, Industrial Bank of Korea, dan Barito Pacific Group.
Investasi multi-stage ini akan dilakukan melalui pembelian beberapa bagian saham DIVA yang saat ini dimiliki oleh PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS), anak perusahaan PT Kresna Graha Investama Tbk (KREN).