Bisnis.com, JAKARTA — Bisakah Anda bayangkan harga saham PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) bertengger di level Rp4.427.500 atau Rp4,42 juta per lembarnya?
Kalau sulit dibayangkan, coba reka ulang aktivitas keseharian Anda, dari sejak bangun pagi, beraktivitas di luar rumah hingga kembali ke rumah untuk beristirahat pada malam hari. Apa hubungannya dengan harga saham UNVR yang mencapai Rp4,42 juta per lembar saham?
Kaitannya, Anda adalah etalase Unilever. Tetapi tidak usah risau karena Anda tidak sendirian. Masyarakat Indonesia—dan mungkin sebagian masyarakat dunia—adalah etalase berjalan dari produk Unilever, salah satu perusahaan multinasional terbesar dunia yang memproduksi barang-barang rumah tangga.
Bayangkan saja, gigi saya saja—atau bahkan mbah saya—bisa jadi bermerek Pepsodent gara-gara seumur hidup menggunakan pasta gigi milik Unilever, yang mulai merambah Indonesia pada dekade 1930-an.
Saat ini, di kamar mandi saya yang hanya berukuran 3 m2 saja, setidaknya bertebaran 8 produk unilever, dari sabun badan, sabun muka, sampo, pasta gigi, sikat gigi, cairan penyegar mulut, penyegar dan pengharum tubuh hingga cairan pembersih lantai.
Aktivitas lainnya, dari sarapan, makan siang hingga beristirahat malam hari juga tidak lepas dari sentuhan Unilever. Jadi semestinya masuk akal juga jika harga saham UNVR bisa mencapai Rp4,42 juta per lembarnya karena penetrasi produk yang demikian mendarah daging, dan merasuk sukma.
Baca Juga
Tetapi tentu saja, tidak masuk akal juga kalau ada saham dengan harga selangit seperti itu, karena nanti tak ubahnya seperti saham-saham ‘gocapan’ yang mati suri karena tidak likuid.
Sadar akan hal itu, manajemen UNVR pun melakukan stock split. Yang terbaru adalah rencana stock split dengan rasio 1:5, yang rencananya bakal dimintakan persetujuan dalam RUPSLB pada 20 November mendatang.
Sebelumnya, UNVR juga pernah melakukan dua kali aksi pemecahan saham, yaitu pada 6 November 2000 dengan rasio 1:10 dan 9 September 2003 juga dengan rasio 1:10.
Nah, dengan harga saham UNVR, saat artikel ini ditulis, Rabu (23/10), di level Rp44.275 per lembarnya, maka jika kita asumsikan tidak ada dua kali aksi pemecahan, sejatinya saham UNVR berada di level Rp4,42 juta per sahamnya atau Rp442,75 juta per lotnya!
Jadi bisa dibayangkan berapa uang yang harus disisihkan untuk membeli 1 lot (100 saham), ketika saham UNVR pernah menjajal level tertinggi sepanjang masa Rp5,59 juta per lembar pada 29 Desember 2017.
Agar harganya lebih murah, manajemen pun melakukan stock split, aksi korporasi yang lazim dilakukan oleh emiten dengan fundamental yang kuat. Berkebalikan dengan stock split adalah reverse stock, upaya yang sering dilakukan emiten gorengan dengan fundamental abal-abal agar harga sahamnya tidak kelihatan murahan.
Melalui rencana stock split UNVR dengan rasio 1:5, maka jika menggunakan asumsi harga penutupan Rabu (23/10) di level Rp44.275, nilai saham UNVR saat dilakukan stock split nanti menjadi Rp8.855 per lembarnya.
Tampak lebih terjangkau dan masuk akal karena investor cukup merogoh kocek Rp885.500 untuk membeli 1 lot saham UNVR, dari sebelumnya Rp442,75 juta per lotnya. Tetapi, sebenarnya berapa sih harga wajar saham UNVR?
Apakah harga UNVR senilai Rp8.855 cukup murah atau sebenarnya sudah mahal? Pasalnya, jika kita kesampingkan dua kali aksi stock split yang pernah dilakukan, saham UNVR sudah naik 139.348,82% sejak ditransaksikan perdana pada 11 Januari 37 tahun silam, dari Rp3.175 per lembarnya menjadi Rp4,42 juta per saham.
Untuk itu kita perlu mengetahui nilai intrinsik dari saham UNVR. Jika menggunakan strategi investasi dari Benjamin Graham, bapak investasinya Warren Buffet, yang tertuang dalam buku The Intelligent Investor, maka formula terakhir Graham adalah: V = (EPS x (8,5 + 2G) x 4,4) / Y.
Rinciannya, V adalah nilai intrinsik sebuah saham, EPS yaitu earning per share (laba bersih per saham), angka 8,5 adalah patokan price earning ratio (PER) yang dianggap normal untuk perusahaan tidak-tumbuh, G yaitu persentase ekspektasi pertumbuhan laba bersih sedikitnya dalam 7 tahun terakhir, angka 4,4 adalah tingkat investasi bebas risiko yang digunakan oleh Graham di pasar Amerika pada dekade 1960an, dan Y adalah suku bunga obligasi korporasi kelas AAA.
Nilai Intrinsik UNVR Sesuai Formula Benjamin Graham* | ||
---|---|---|
Uraian | Q3/2019 | Proyeksi FY 2019 (Q3 disetahunkan) |
EPS | 724,95 | 966,60 |
Konstanta PER | 8,50 | 8,50 |
G** | 5,09 | 5,42 |
Konstanta risk free rate | 4,40 | 4,40 |
Y*** | 8,41 | 8,41 |
Nilai intrinsik | Rp7.085,03 | Rp9.780,47 |
Rasio Harga Graham (sblm stock split) | 0,16 | 0,22 |
Rasio Harga B. Graham (stlh stock split) | 0,80 | 1,10 |
**Ket: laju pertumbuhan majemuk tahunan EPS selama 7 tahun (CAGR)
***Ket: IBPA, yield tertinggi obligasi korporasi berperingkat AAA (23 Okt 2019)
Agar tidak bias dengan kondisi di AS yang jelas berbeda dengan Indonesia, maka perlu dilakukan penyesuaian terhadap konstanta risk free rate maupun yield obligasi korporasi berperingkat AAA. Penyesuaian ini bersifat relatif, terutama konstanta Y (dinaikkan) agar hasilnya lebih konservatif.
Setelah mendapat nilai intrinsik dari saham UNVR, untuk menilai apakah harganya saat ini mahal atau murah, maka Benjamin Graham menyarankan agar nilai intrinsik dibagi dengan harga saham saat ini, baik sebelum atau sesudah stock split.
Jika hasil rasionya di bawah 1, maka harga saham UNVR bisa dikatakan mahal. Sebaliknya, di atas 1 harga sahamnya bisa disebut murah.
Nilai Intrinsik UNVR Formula Benjamin Graham* (dengan penyesuaian) | ||
---|---|---|
Uraian | Q3/2019 | Proyeksi FY 2019 (Q3 disetahunkan) |
EPS | 724,95 | 966,60 |
Konstanta PER** | 7,68 | 7,68 |
G*** | 5,09 | 5,42 |
Konstanta risk free rate**** | 7,18 | 7,18 |
Y***** | 8,41 | 8,41 |
Nilai intrinsik | Rp11.053,96 | Rp15.283,27 |
Rasio Harga B. Graham (sblm stock split) | 0,25 | 0,35 |
Rasio Harga B. Graham (stlh stock split) | 1,25 | 1,73 |
*Ket: berdasarkan lapkeu kuartal III/2019
**Ket: berdasarkan PER terendah di sektor konsumer dalam Laporan Statistik IDX Kuartal II/2019
***Ket: laju pertumbuhan majemuk tahunan EPS selama 7 tahun (CAGR)
****Ket: IBPA, yield tertinggi obligasi korporasi berperingkat AAA (23 Oktober 2019)
Formula valuasi dari benjamin Graham ini tentunya hanya salah satu dari sekian banyak valuasi-valuasi lainnya. Apalagi, sejumlah parameternya juga bisa disesuaikan. Namun, sedikitnya investor bisa memperoleh gambaran atau ilustrasi mengenai semenarik apa valuasi saham UNVR baik pada harga sebelum stock split maupun nanti setelah stock split dengan mengacu pada rasio pemecahan 1:5.
Tentu saja, valuasi ini bisa diperkuat dengan metode lainnya untuk memperkuat keyakinan masing-masing investor dengan juga mempertimbangkan faktor psikologis saat eksekusi saham stock split, dari semula Rp44.275 menjadi Rp8.855 per lembarnya (simulasi harga teoritis dengan rasio 1:5), faktor pasar, fundamental perseroan hingga analisis teknikal.
Yang pasti adalah Unilever adalah perusahaan mature dan stabil dengan harga saham yang aduhai yang layak dijadikan sebagai tabungan saham bagi investor ritel yang mampu. Harganyapun tak terlalu berfluktuasi meski IHSG dilanda hujan badai mengingat hampir sebagian besar investornya asyik mendekapnya.
Namun, dengan adanya pemecahan saham, akan semakin banyak saham UNVR yang beredar dan ditransaksikan yang ujung-ujungnya membuat pergerakan harga lebih bervariatif dan tentu saja strategi menyimpan saham UNVR dan mendekapnya untuk anak cucu kelak perlu dipertimbangkan kembali.