Bisnis.com, JAKARTA - PT Unilever Indonesia Tbk. mengumumkan rencana perubahan nilai nominal saham atau stock split dengan rasio 1:5.
Atas rencana tersebut, emiten bersandi saham UNVR ini akan meminta persetujuan pemegang saham dalam RUPSLB yang digelar 20 November mendatang.
Jika terealisasi, maka ini menjadi aksi pemecahan nilai nominal saham yang ketiga kalinya sejak IPO pada 1982, setelah stock split pada tahun 2000 dan 2003.
Lantas bagaimana prospek saham UNVR setelah rencana stock split dengan rasio 1:5?
Kepala Riset Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma mengatakan rasio stock split sebesar 1:5 terbilang menarik. Artinya, harga saham UNVR bakal lebih terjangkau di level Rp8.700an.
Lebih lanjut, saham UNVR diperkirakan bakal terus melaju setelah pemecahan saham. Bahkan, pertumbuhan harga sahamnya setelah split berpeluang lebih tinggi dari sebelum split.
Baca Juga
Suria menjelaskan akan lebih banyak investor yang dapat memiliki saham UNVR setelah aksi stock split. Dengan demikian, likuiditas juga bertambah karena harga lebih rendah.
"Menarik karena harganya bisa di level Rp8.700an. Secara psikologi, orang bisa spekulasi [harganya] bisa naik ke level Rp10.000an," katanya pada Selasa (22/10/2019).
Faktor pendukung lainnya, kata Suria, UNVR mencatatkan ROE di atas 100%. Di samping itu, hampir 100% labanya dibagikan sebagai dividen.
Namun di sisi lain, perusahaan dihadapkan pada tantangan mendorong pertumbuhan. Sebagai market leader di sektor consumer goods, pertumbuhan penjualan UNVR lebih ditopang oleh kenaikan harga jual dibandingkan dengan volume penjualan.
"Bagi yang sudah punya [saham UNVR] keep saja tunggu sampai stock split karena harganya akan naik. Untuk yang belum punya, [harga] saat ini upside-nya sudah terbatas. Saya masih hold dengan target harga Rp48.500," katanya.