Bisnis.com, JAKARTA—Saham emiten anyar PT Digital Mediatama Maxima Tbk. diklaim laris manis pada masa penawaran umum.
Komisaris Utama DMM Suryandy Jahja mengungkapkan bahwa perseroan telah membatasi porsi kepemilikan asing sebesar 35% dari saham yang ditawarkan lewat penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO).
“Untuk asing itu seperti yang disampaikan sebelumnya ada sekitar 35%, nama-namanya mungkin tidak bisa diberitahukan. Tapi bisa saya sampaikan ada fund yang cukup besar dari AS, Singapura, Hong Kong, dan Jepang juga yang subscribe di IPO ini,” kata Jahja di Jakarta, Senin (21/10/2019).
Dirinya menyampaikan bahwa nama-nama investor institusi yang masuk tersebut tidak dapat diumumkan karena perseroan harus comply dengan persyaratan yang telah disepakati.
Adapun, Jahja mengungkapkan salah satu fund besar yang masuk tersebut memiliki dana kelolaan atau asset under management (AUM) hingga US$3,2 triliun yang tersebar di seluruh dunia.
Dalam IPO ini, Kresna Sekuritas dan Trimegah Sekuritas selaku penjamin pelaksana emisi efek juga bekerja sama dengan dua perusahaan sekuritas asal Singapura yaitu Macqurie Capital Securities Pte. Ltd. dan SooChow CSSD Capital Markets Asia Pte. Ltd.
Baca Juga
Sementara dari dalam negeri, sebanyak 65% saham DMMX sebagian besar diserap oleh investor institusi yang berasal dari asuransi maupun reksa dana. Secara total, partisipasi investor institusi seluruhnya mencapai 60 institusi dari seluruh dunia pada saat penawaran umum DMMX.
Kelebihan Permintaan
Direktur Utama Kresna Sekuritas Octavianus Budiyanto menyampaikan bahwa permintaan untuk DMMX mengalami kelebihan permintaan (oversubscribe) sebanyak 7,1 kali.
“Kalau dari demand, pada waktu bookbuilding itu permintaan kami 7,1 kali. Artinya itu hampir semua investor asing masuk, tapi karena underwriter dan emiten punya kesepakatan bahwa maksimal yang akan diberikan kepada asing hanya 35%,” imbuhnya.
Ocky yang juga menjabat sebagai ketua Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI) menyebut bahwa melantainya DMMX di BEI bisa menjadi momentum kebangkitan perusahaan-perusahaan digital Tanah Air.
Direktur Utama Digital Mediatama Maxima, Budiasto Kusuma mengatakan bahwa IPO perseroan ini seiring dengan potensi pertumbuhan ritel di Indonesia.
“Kami akan fokus ekspansi jaringan di peritel, baik itu peritel modern maupun peritel tradisional. Itu masih luas dan kami datang di momen yang tepat,” tuturnya.
Adapun, DMMX merupakan perusahaan platform digital trade marketing dan pengiklanan berbasis cloud yang menyediakan berbagai jasa end-to-end seperti pengelolaan konten, pengiklanan terprogram, dan program akuisisi penjualan.
Per April 2019, layanan cloud ads perseroan telah tersebar di 25 kota di Indonesia di sebanyak 4.600 toko dan 36.000 UMKM.
Hingga akhir tahun ini, perseroan akan mengejar kemitraan dengan 7.000 toko peritel modern dan 47.000 toko peritel tradisional.
Sampai dengan kuartal III/2019, lanjut Budiasto, layanan DMMX sudah ada di sebanyak 6.000 toko peritel modern. Sementara itu, untuk target peritel tradisional sudah tercapai sebanyak sekitar 47.000 toko.