Bisnis.com, JAKARTA—Emiten digital, PT Digital Mediatama Maxima Tbk. menargetkan pendapatan pada akhir tahun ini bakal mencapai Rp100 miliar.
Direktur Digital Mediatama Maxima Supardi Tan optimistis target pendapatan yang dibuat berdasarkan analisis Kresna Sekuritas dan Trimegah Sekuritas pada tahun ini bakal terealisasi.
“Berdasarkan data analisis Kresna dan Trimegah, kami yakit dapat mencapai Rp100 miliar untuk pendapatan 2019,” kata Supardi di Bursa Efek Indonesia, Senin (21/10/2019).
Adapun dengan pendapatan tersebut, diharapkan laba perseroan menjadi Rp12 miliar pada akhir tahun ini. Pendapatan dan laba tersebut masing-masing tumbuh 70,79% dan 58,52% dari posisi pada akhir tahun lalu yang senilai Rp58,55 miliar dan Rp7,57 miliar.
Emiten bersandi saham DMMX ini baru saja mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada Senin (21/10/2019).
Baca Juga
Perseroan menawarkan sebanyak-banyaknya 2,69 miliar saham atau setara dengan 35% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Dengan demikian, perseroan meraup dana segar hingga Rp619,23 miliar.
Berdasarkan prospektus IPO, dana tersebut akan digunakan sebanyak 75% untuk peningkatan modal kerja, 20% untuk investasi di bidang teknologi informasi, dan 5% untuk pengembangan dan pembinaan SDM.
Supardi melanjutkan, sebanyak 75% dari working capital utamanya untuk membiayai model bisnis infrastructure as a service (IAAS) yaitu usaha sistem sewa-pakai infrasktruktur seperti kios digital dan juga penyediaan layanan end-to-end, seperti sistem operasi, pemeliharan infrastruktur dan pengelolaan konten.
Dirinya menggambarkan untuk memasang satu layar yang termasuk peripheral pendukung proyek dibutuhkan dana sekitar Rp13 juta—Rp15 juta.
Sejauh ini, DMMX mengungkapkan sudah ada beberapa prospek yang sudah masuk sekitar 15.000—18.000 layar hingga tahun depan. Dengan demikian, untuk segmen bisnis IAAS, perseroan akan menggelontorkan dana hingga Rp270 miliar pada 2020.
Supardi melanjutkan bahwa dana IPO ini akan digunakan untuk modal kerja sama 3 tahun ke depan dengan komposisi Rp270 miliar pada 2020, Rp80 miliar pada 2021, dan sisanya pada 2022.
“Kalau ditanya pertumbuhannya bagaimana, hingga buku April total toko yang sudah kami pasang ada 4.600 dan jumlah screen 5.700,” ujarnya.
Perseroan menargetkan pada akhir tahun ini bisa memperluas layanan ke 7.000 toko dengan 9.000 layar.
Sementara pada tahun depan, jumlah layar diharapkan tumbuh dua kali lipatnya menjadi 18.000 layar yang mana hampir 80% dari target tersebut sudah “diamankan” lewat komitmen yang diberikan oleh pelanggan.
“Jadi angka 18.000 pada tahun depan hampir pasti sudah tercapai,” tutur Supardi.