Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mampukah BBNI Memantul Kembali ke Zona Hijau?

Terpantau saham berkode BBNI tersebut anjlok 16,19 persen sepanjang tahun berjalan (year-to-date).
Pengunjung mengambil gambar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia Jakarta, Senin (22/1)./Bisnis-Dwi Prasetya
Pengunjung mengambil gambar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia Jakarta, Senin (22/1)./Bisnis-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA—Melempemnya kinerja emiten perbankan, termasuk PT Bank Negara Indonesia Tbk., turut menekan kinerja sahamnya.

Terpantau saham berkode BBNI tersebut anjlok 16,19 persen sepanjang tahun berjalan (year-to-date). Hari ini, saham BBNI ditutup naik 125 poin atau 1,72 persen ke level Rp7.375 pada akhir perdagangan Kamis (17/10/2019).

Bagaimana nasib saham BBNI hingga akhir tahun ini?

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Lee Young-jun menyampaikan dalam riset terbarunya bahwa bank pelat merah ini membukukan penurunan laba bersih sebesar 1% secara tahunan (year-on-year) menjadi Rp8,21 triliun pada periode Januari—Juli 2019.

Pertumbuhan pendapatan kumulatif juga kembali ke zona negatif akibat berlanjutnya tekanan pendapatan dari pemasukan bunga (net interest income) dan meningkatnya biaya provisi.

“Dengan mengetatnya likuiditas dan kompetisi perbankan, serta kurangnya daya untuk menyesuaikan harga [price-adjusting power], kami merevisi turun pertumbuhan pendapatan [BBNI] menjadi 8,5% pada tahun ini dan 12,1% pada tahun depan dari sebelumnya masing-masing 10,1% dan 13,2%,” tulis Lee, seperti dikutip pada Kamis (17/10/2019).

Mampukah BBNI Memantul Kembali ke Zona Hijau?

Sementara itu, pertumbuhan pinjaman BBNI pada periode 7 bulan pertama tahun ini tetap menguat sebesar 20,1% yoy dan pertumbuhan deposito juga naik 12,9%. Namun, akibat melonjaknya pertumbuhan pinjaman, loan-to-deposti ratio (LDR) BBNI juga menanjak menjadi 94,4% atau lebih tinggi ketimbang periode yang sama tahun lalu sebesar 88,7%.

Lee meyakini, pertumbuhan pinjaman BBNI akan mulai stabil dan turun pada kuartal III/2019. Lagipula, rendahnya yield obligasi korporasi dinilai bakal lebih menarik minat perusahaan untuk menambah likuiditas lewat pasar modal.

Kendati net interest margin (NIM) perbankan terkontraksi lagi menjadi 5,31% pada periode Januari—Juli 2019 dari sebelumnya 5,38% pada periode Januari—Juni, Lee memperkirakan pemangkasan suku bunga dari Bank Indonesia tetap bisa membawa dampak positif terhadap BBNI.

Pasalnya, sisi liabilitas perbankan dinilai lebih sensitif terhadap perubahan suku bunga dalam jangka pendek. Namun, oleh karena likuiditas dan kompetitivitas BBNI sangat ketat, Mirae Asset Sekuritas memperkirakan dampak pemangkasan suku bunga tersebut bakal lebih terbatas.

Dengan demikian, Lee tetap merekomendasikan beli untuk saham BBNI tetapi dia menurunkan target harganya ke level Rp9.850 dari sebelumnya Rp10.900.

Menurut Lee, target harga tersebut mewakili P/B sebesar 1,4 kali dari perkiraan BPS 12 bulan dengan risiko utama untuk BBNI adalah perlambatan kerja dari infrastruktur, pelemahan ekonomi, pengetatan likuiditas, dan terbatasnya pertumbuhan NIM pada 2019.

Senada dengan Lee, analis J.P. Morgan Harsh Wardhan Modi juga mempertahankan posisi overweight untuk BBNI dengan target harga Rp8.600 yang mewakili P/B multiple sebanyak 1,31 kali dengan normalisasi return on equity (RoE) sebesar 15,3%, risk free rate (RFR) sebesar 7,5%, cost of equity (CoE) sebesar 13,8%, dan pertumbuhan bunga sebesar 9,0%.

“Risiko BBNI antara lain isu gagal bayar dan default di Indonesia, pemberlakuan IFRS 9 yang terkait konsumsi modal, dan pelemahan NIM karena meningkatnya cost of fund,” tulis Harsh.

Kendati demikian, meningkatnya yield obligasi, rendahnya biaya kredit untuk pinjaman kecil dan komersil, menguatnya pertumbuhan kredit, dan membaiknya margin perseroan dinilai bakal menjadi penopang kinerja BBNI.

Berdasarkan konsensus analis Bloomberg, target harga untuk BBNI dalam 12 bulan ke depan ada di level Rp9.509,28 per saham. Dari 31 analis yang mencermati BBNI, 25 analis merekomendasikan beli, 5 analis hold, dan 1 analis jual.

Rekomendasi Analis untuk Saham BBNI
SekuritasRekomendasiTarget Harga (Rp)
Deutsche Bankbuy10.000
Macquarieoutperform9.820
Maybank Kim Engbuy10.550
Indo Premier Securitiesbuy8.500
Danareksabuy10.000
Credit Suisseoutperform9.800
Yuanta Securities Investment Consulting Co. Ltdbuy10.300
Trimegah Securities Tbk PTbuy8.700
Ciptadana Sekuritasbuy9.300
J.P. Morganoverweight8.600
BCA Sekuritasbuy8.500
Morgan StanleyEqualwt/In-Line7.547
Mirae Asset Daewoo Co.,Ltd.Under Review9.850
RHB Researchbuy11.500
Bahana Securitiesbuy9.200

Sumber: Bloomberg, p er 17 Oktober 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper