Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Yen Balik Menguat di Tengah Kemajuan Negosiasi Dagang AS-China

Pada Jumat (11/10/2019), Presiden AS Donald Trump menyampaikan AS dan China telah menyepakati perjanjian parsial terkait perang dagang.
Uang Yen Jepang dan Dolar Amerika Serikat/Reuters-Yuriko Nakao
Uang Yen Jepang dan Dolar Amerika Serikat/Reuters-Yuriko Nakao

Bisnis.com, JAKARTA -- Pelemahan mata uang Jepang mereda meskipun masih bertahan di dekat level terendahnya dalam 2 bulan terakhir, di tengah tanda-tanda kemajuan dalam pembicaraan perdagangan AS dan China.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Senin (14/10/2019) hingga sekitar pukul 14.00 WIB, yen menguat 0,06 persen menjadi 108,23 yen per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang mayor bergerak menguat 0,22 persen menjadi 98,518.

Kepala Strategi FX National Australia Bank Ray Attrill mengatakan kesepakatan parsial antara dua ekonomi terbesar di dunia dalam negosiasi dagang pekan lalu, tampaknya tidak memiliki substansi dan kemajuan cenderung terbatas pada masalah struktural seperti transfer teknologi.

“Kesepakatan perdagangan terlihat lebih simbolis daripada substansial dan mungkin lebih baik digambarkan sebagai kesepakatan sementara," ujarnya seperti dilansir dari Reuters, Senin (14/10/2019).

Attrill menilai jika perjanjian fase pertama dari AS dan China tersebut ditandatangani, maka tidak banyak membantu mencerahkan prospek perdagangan dan pertumbuhan global. Oleh karena itu, seharusnya sentimen ini tidak mencegah The Fed untuk memangkas suku bunga acuannya pada akhir bulan ini.

Seperti yang diketahui, pada akhir pekan lalu, Presiden AS Donald Trump mengungkapkan AS dan China telah mencapai kesepakatan perdagangan fase pertama yang mencakup kesepakatan pertanian, mata uang, dan beberapa aspek perlindungan kekayaan intelektual.

Kesepakatan tersebut pun menjadi langkah terbesar kedua negara dalam sengketa perdagangan yang telah berlangsung sejak 15 bulan lalu. Hal tersebut sempat membuat safe haven yen melemah tajam mencapai 108,63 yen per dolar AS, menjadi level terendah sejak 1 Agustus 2019.

Kendati demikian, tidak banyak detail yang disampaikan Trump dan dia menyatakan untuk membuat perjanjian tertulis bisa memakan waktu hingga 5 pekan. Trump juga mengakui perjanjian itu bisa berantakan selama periode tersebut, meskipun dia yakin hal itu tidak akan terjadi. 

Di sisi lain, pasar Jepang dan AS libur pada perdagangan Senin (14/10), sehingga volume perdagangan kemungkinan akan tetap lebih sepi dari biasanya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper