Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah perdagangan hari ini, Kamis (10/10/2019), sejalan dengan pergerakan mayoritas bursa saham lainnya di Asia.
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup melemah 0,09 persen atau 5,52 poin ke level 6.023,64 dari penutupan perdagangan sebelumnya.
Pada perdagangan Rabu (9/10), IHSG berakhir di level 6.029,16 dengan pelemahan 0,17 persen atau 10,44 poin.
Indeks indeks melanjutkan pelemahannya ketika dibuka turun 0,09 persen atau 5,18 poin di posisi 6.023,98 dan sempat diperdagangkan di zona hijau di awal perdagangan. Sepanjang hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 6.018,44-6.044,11.
Empat dari sembilan sektor berakhir di zona merah, dipimpin oleh sektor pertanian yang melemah 0,77 persen, disusul sektor barang konsumsi yang melemah 0,63 persen.
Di sisi lain, lima sektor menguat dan menahan pelemahan IHSG lebih lanjut, dipimpin oleh sektor properti yang menguat 0,87 persen dan tambang yang naik 0,73 persen.
Baca Juga
Dari 657 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, sebanyak 187 saham menguat, 205 saham melemah, dan 265 saham stagnan.
Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) yang masing-masing menguat 1,77 persen dan 4,58 persen menjadi penekan utama pelemahan IHSG hari ini.
Di sisi lain, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 23 poin atau 0,16 persen ke level Rp14.150 per dolar AS setelah bergerak pada kisaran Rp14.142-Rp14.180 per dolar AS.
Indeks saham lainnya di Asia tampak bergerak variatif. Indeks Topix ditutup melemah 0,02 persen, sedangkan indeks Nikkei 225 ditutup menguat 0,45 persen. Indeks Hang Seng menguat 0,1 persen.
Di China, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 masing-masing naik 0,78 persen dan 0,82 persen. Adapun indeks Kospi ditutup melemah 0,88 persen.
Dilansir dari Reuters, sebagian indeks saham di Asia mendapat dorongan dari harapan bahwa pemerintah Amerika Serikat dan China akan menyelesaikan beberapa isu di antara mereka.
Tetap saja, investor bersikap hati-hati karena kabar meresahkan sebelumnya bahwa proses perundingan perdagangan antara kedua belah pihak dapat dipersingkat.
The New York Times melaporkan bahwa pemerintah AS akan segera menerbitkan lisensi yang memungkinkan sejumlah perusahaan AS untuk memasok barang-barang tertentu ke Huawei Technologies China.
Di sisi lain, Bloomberg melaporkan bahwa Gedung Putih sedang mempertimbangkan untuk meluncurkan pakta mata uang yang sebelumnya disepakati dengan China, sehingga meningkatkan harapan kesepakatan parsial dan membantu mengangkat aset berisiko.
Meski ada beberapa laporan berbeda tentang rencana Wakil Perdana Menteri China Liu He di Washington, banyak pelaku pasar tetap berhati-hati.
Tanpa kemajuan yang signifikan, Presiden AS Donald Trump dijadwalkan menaikkan tarif pada barang-barang China senilai US$250 miliar menjadi 30 persen dari 25 persen pada Selasa (15/10/2019).
“Kecuali ada kejutan hari ini, sepertinya perundingan mereka gagal. Tarifnya akan naik. Situasinya terlihat mengerikan," ujar Norihiro Fujito, kepala strategi investasi di Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities.
Saham-saham penekan IHSG: | |
---|---|
Kode | Penurunan (persen) |
BBRI | -1,77 |
ICBP | -4,58 |
UNVR | -0,74 |
BTPS | -6,05 |
Saham-saham pendorong IHSG | |
---|---|
Kode | Kenaikan (persen) |
BBCA | +0,66 |
BMRI | +1,56 |
TPIA | +1,80 |
HMSP | +0,94 |
Sumber: Bloomberg