Bisnis.com, JAKARTA - Segudang risiko global tahun ini membuat prospek bullish pada yen semakin terasa. Beberapa analis bertaruh terjadinya reli pada yen untuk beberapa bulan mendatang.
Berdasarkan survei analis mata uang oleh Bloomberg, mata uang Jepang tersebut diprediksi akan mengungguli rekan-rekan kelompok G10 atau kelompok mata uang terlikuid pada akhir 2019 dan naik hampir 3% menjadi 105 yen per dolar AS.
Perusahaan keuangan pun berharap risiko ketegangan geopolitik semakin meningkat untuk mendorong yen ke level tertinggi dalam tiga tahun terakhir, atau mencapai 100 yen per dolar AS pada awal tahun depan. Selain itu, prospek bullish juga tercermin di pasar opsi.
Morgan Stanley adalah di antara perusahaan keuangan yang menganggap yen paling bullish, memprediksi yen untuk reli lebih dari 6% dari level saat ini hingga akhir 2019 yen berada di level 101 yen per dolar.
Sementara itu, BNP Paribas hanya memprediksi yen berada di level 102 yen per dolar AS pada akhir 2019.
Adapun, berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Senin (30/9/2019) hingga pukul 18.27 WIB, yen bergerak stabil di level 107,92 yen per dolar AS, sedangkan indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang mayor bergerak menguat 0,17% menjadi 99,274.
Baca Juga
Kepala Strategi Mata Uang Global Morgan Stanley Hans Redeker mengatakan bahwa keseimbangan lingkungan global semakin tidak stabil sehingga akan menyebabkan volatilitas dan kemunduran dalam minat terhadap aset berisiko.
“Semua sentimen tersebut akhirnya pun akan mengarah kepada kekuatan yen,” ujar Hans seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (30/9/2019).
Penguatan yen sebagian besar dikarenakan konflik perdagangan AS dan China yang berkepanjangan sehingga mendorong investor untuk mengumpulkan aset investasi surga.
Fund Manager Allianz Global Investors, Mike Riddell, memandang yen merupakan sebuah aset untuk diversifikasi portofolio yang sangat baik