Bisnis.com, JAKARTA - PT Itama Ranoraya akan melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) dengan melepas sebanyak-banyaknya 400 juta saham yang merupakan saham baru dengan nilai nominal Rp50 per saham. Jumlah saham yang dilepas setara dengan 25% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah penawaran umum.
Distributor alat kesehatan yang bermarkas di Jakarta Timur ini, telah menunjuk PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia dan PT BNI Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Director Investment Banking PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Mukti Wibowo Kamihadi mengatakan, harga penawaran awal saham antara Rp315-Rp375 per saham. Dengan demikian, dana yang diincar dari hasil IPO sekitar Rp126 miliar-Rp150 miliar.
Mukti Wibowo mengatakan, kisaran harga penawaran awal sekitar Rp315-Rp375 per saham mencerminkan proyeksi price earning ratio (PER) pada level 10,94 kali-13,03 pada 2020. Menurutnya, level PER itu cukup menarik dibandingkan dengan PER industri distribusi alat kesehatan di tingkat regional rata-rata 16 kali.
"PER cukup menarik ke depan. Ini memberikan ruang cukup bagi investor untuk mendapatkan keuntungan," katanya pada Kamis (12/9/2019).
Periode bookbuilding pada 11 September -18 September 2019. Adapun, periode penawaran umum pada 1 Oktober - 4 Oktober 2019. Itama Ranoraya diharapkan dapat listing di Bursa pada 10 Oktober 2019.
Baca Juga
Itama Ranoraya mendistribusikan beberapa perangkat medis seperti Oneject Auto Disable Syringe (ADS), Abbot Diagnostik, TerumoBCT, dan Ortho Clinical Diagnostic. Institusi kesehatan swasta maupun pemerintah menjadi pangsa pasar perseroan. Produk perseroan juga telah tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Direktur Utama Itama Ranoraya Teten W. Setiawan mengatakan perseroan telah berpengalaman lebih dari 10 tahun di industri peralatan kesehatan.
"Perseroan sudah memperoleh beberapa pencapaian melalui kerjasama dengan pemerintah seperti pengadaan alat suntik dan Reagensia Screening Darah untuk Palang Merah Indonesia. Memenuhi kebutuhan ADS untuk BKKBN Dinas Kesehatan Daerah, Rumah Sakit, Puskesmas, dan Apotik, memenuhi kebutuhan bahan habis pakai Terumo Bct di Klinik Spesialis," tuturnya.