Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurs Tengah Menguat 47 Poin, Yen Pimpin Penguatan di Asia

Bank Indonesia mematok kurs tengah hari ini, Senin (2/9/2019) di level Rp14.190 per dolar AS, menguat 47 poin atau 0,33 persen dari posisi Rp14.237 pada Jumat (30/8).

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia mematok kurs tengah hari ini, Senin (2/9/2019) di level Rp14.190 per dolar AS, menguat 47 poin atau 0,33 persen dari posisi Rp14.237 pada Jumat (30/8).

Kurs jual ditetapkan di Rp14.261 per dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp14.119 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp142.

Adapun berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau menguat 5 poin atau 0,04 persen ke level Rp14.293 per dolar AS pada pukul 11.13 WIB dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Nilai tukar rupiah sebelumnya dibuka menguat 9 poin atau 0,06 persen ke level Rp14.189 per dolar AS. Adapun pada akhir perdagangan Jumat pekan lalu (30/8/2019), rupiah ditutup menguat 40 poin atau 0,28 persen ke level Rp14.198 per dolar AS.

Sepanjang hari ini, rupiah bergerak pada kisaran Rp14.185 – Rp14.198 per dolar AS.

Pergerakan mata uang di Asia mayoritas bergerak menguat hari ini, dipimpin oleh rupee yen Jepang yang mengguat 0,11 persen, disusul baht Thailand yang naik 0,07 persen.

 

Pergerakan kurs mata uang di Asia terhadap dolar AS
Mata uangKursPergerakan (persen)

Yen

106,16

+0,113

Baht

30,618

+0,069

Rupiah

14.193

+0,04

Won

1.211,31

+0,003

Dolar Hong Kong

7,8419

+0,001

Yuan

7,1605

-0,056

Yuan offshore

7,1681

-0,081

Dolar Taiwan

31,356

-0,086

Peso Filipina

52,137

-0,096

Dolar Singapura

1,3892

-0,144

Sementara itu, indeks dolar AS yang melacak pergerakan greenback terhadap mata uang utama lainnya terpantau melemah 0,094 poin atau 0,09 persen ke level 98,822 pada pukul 11.17 WIB.

Indeks dolar sebelumnya dibuka melemah 0,088 poin ke level 98,828. Adapun pada akhir perdagangan Jumat pekan lalu (30/8), indeks dolar AS ditutup menguat 0,409 poin atau 0,42 persen ke level 98,916.

Dilansir dari Bloomberg, dolar AS melemah dan yen Jepang menguat karena investor berlari mencari aset safe haven ketika kenaikan tarif impor AS dan China mulai berlaku awal bulan ini.

Sementara itu, yuan offshore China jatuh ke level terendah sejak perdagangan internasional pada 2010 di tengah tanda kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi China.

Investor akan memonitor pasar saham China dan bagaimana bank sentral China menetapkan nilai referensi yuan di dalam negeri pada perdagangan hari ini Asia sebagai ukuran yang lebih luas dari selera risiko, yang merupakan faktor penting di balik gejolak pasar dalam beberapa pekan terakhir.

"Tarif impor menandakan kita tidak akan melihat pembukaan yang sangat ramah pasar minggu ini," kata Rodrigo Catril, analis valuta asing senior di National Australia Bank, seperti dikutip Reuters.

"Ada banyak peristiwa berisiko minggu ini dari data ekonomi AS dan China, yang seharusnya membantu kita melihat siapa yang lebih banyak dirugikan dari perang perdagangan, tetapi kami tidak berpikir kesepakatan akan segera terjadi," lanjutnya.

AS mengenakan tarif 15 persen untuk sejumlah barang impor dari China pada hari Minggu, termasuk alas kaki, jam tangan pintar, dan televisi layar datar, sementara China memberlakukan bea masuk baru pada minyak mentah AS.

 

Kurs Transaksi Bank Indonesia (Rupiah)
TanggalKurs

2 September

14.190

30 Agustus

14.237

29 Agustus

14.254

28 Agustus

14.263

27 Agustus

14.235

Sumber: Bank Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper