Bisnis.com, JAKARTA— PT Bukit Asam Tbk. akan merevisi target pendapatan dan laba bersih yang dibidik perseroan pada 2019 sejalan dengan masih redupnya harga batu bara sepanjang periode berjalan tahun ini.
Sekretaris Perusahaan Bukit Asam Suherman mengatakan masih akan berproduksi sesuai dengan rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB) 2019. Artinya, emiten berkode saham PTBA itu masih akan membidik volume penjualan 27,26 juta ton dan volume produksi 28,38 juta ton tahun ini.
Akan tetapi, Suherman menyebut perseroan akan melakukan revisi untuk rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP). Menurutnya, PTBA akan menurunkan target pendapatan dan laba bersih tahun ini.
“RKAP direvisi karena harga turun jauh dibandingkan dengan target awal saat kami mintakan persetujuan baik ke komisaris maupun PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero),” ujarnya di Jakarta, Selasa (27/8/2019).
Dia menggambarkan asumsi harga jual di RKAP perseroan masih di kisaran US$90 per ton. Namun, perkembangan saat ini level harga emas hitam sudah berada di bawah US$70 per ton.
Sebelumnya, PTBA melaporkan realisasi volume produksi batu bara perseroan hampir mencapai 13 juta ton pada Januari 2019—Juni 2019. Jumlah itu naik 14% dibandingkan dengan periode sama tahun lalu.
Baca Juga
Dari sisi penjualan, perseroan merealisasikan sekitar 13,4 juta ton per akhir Juni 2019. Pencapaian tersebut tumbuh 10% dari periode semester I/2018.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengumumkan harga batu bara (HBA) acuan US$72,67 per ton untuk periode Agustus 2019.
Sepanjang 2019, HBA berada dalam tren penurunan. Bahkan, pemerintah mencatat HBA Juli 2019 senilai US$71,92 per ton menjadi yang terendah dalam 2,5 tahun terakhir.