Bisnis.com, JAKARTA - Realisasi belanja modal PT Indosat Ooredoo Tbk. (ISAT) melesat pada semester I/2019 ke Rp5,4 triliun atau dua kali lebih tinggi dari realisasi pada periode yang sama pada 2018 yakni Rp2,7 triliun.
Dengan realisasi belanja tersebut, ISAT telah membelanjakan 56% modal dari target Rp10 triliun. Masalah belanja modal menjadi salah satu penyebab jaringan ISAT tertinggal bila dibandingkan dengan operator lainnya.
Hal itu pula diakui mantan bos ISAT mulai dari Joy Wahjudi, Chris Kanter dan Ahmad Abdulaziz yang ditunjuk Qatar per Agustus 2019. Dikutip dari investor memo perusahaan, Selasa (6/8/2019), ISAT kini mengoperasikan 88.365 unit base transceiver station (BTS) atau bertambah 19.992 unit dibandingkan dengan periode yang sama pada 2018.
Analis Kresna Sekuritas, Etta Rusdiana, mengatakan banyak faktor yang menyebabkan belanja modal ISAT cenderung lamban bila dibandingkan dengan operator lain. Salah satu hal yang menurutnya krusial yakni sumber pendanaan. Dia menilai bila perseroan bisa mengatasi masalah sumber pendanaan, belanja modal bisa terakselerasi di tangan dirut yang baru.
"Terkait kecepatan capex, banyak faktor yang memengaruhinya salah satunya sumber pendanaan. Jika masalah ini dapat diatasi, kami lihat capex dapat terakselerasi ke depannya," ujarnya saat dihubungi Bisnis.com, Selasa (6/8/2019).
Dia berujar peluang peningkatan kualitas jaringan ISAT terbuka dengan beroperasinya jaringan backbone INDIGO.
Baca Juga
"Kami berharap ISAT dapat meningkatkan jaringan 4G-nya untuk mengejar kecepatan kompetitor. Peluang ini cukup besar setelah jaringan backbone ISAT beroperasi."