Bisnis.com, JAKARTA – PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk. mengharapkan perbaikan kinerja pada semester II/2019 setelah pada periode sebelumnya kinerja perseroan masih dalam tekanan.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, pada semester I/2019, emiten berkode saham IPCC mencatatkan pendapatan senilai Rp228,69 miliar, jumlah tersebut turun sebesar 8,62% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya senilai Rp250,27 miliar.
Sementara itu, laba bersih tahun berjalan yang dicatatkan perseroan pada semester I/2019 adalah senilai Rp90,56 miliar, turun 4,53% dibandingkan dengan tahun sebelumnya senilai Rp94,86 miliar.
Direktur Utama Indonesia Kendaraan Terminal Chiefy A Kusmargono menjelaskan bahwa melempemnya kinerja perseroa pada periode semester I/2019 disebabkan oleh menurunnya volume pengiriman alat berat.
Sepanjang semester I/2019, segmen pengiriman alat berat di Terminal Internasional untuk impor dan ekspor tercatat masing-masing turun 29% dan 2,95%. Impor kendaraan berat tercatat turun menjadi 5.406 unit dibandingkan dengan tahun sebelumnya 7.614 unit. Sementara untuk ekspor turun menjadi 1.823 unit dari 2.366 unit.
Di sisi lain, kegiatan bongkar muat alat berat di Terminal Domestik cenderung lebih baik. Pada semester I/2019 segmen alat berat tercatat meningkat sebesar 370,42% menjadi 101.625 unit dibandingkan tahun 2018 pada periode yang sama sebanyak 21.603 unit.
“Faktor Alat berat [turunnya kinerja perseroan], pada kuartal II/2019 ini turun dibandingkan tahun lalu akibat hajatan Pemilu dan libur Lebaran sehingga proyek-proyek infrastruktur tertunda dan akan terealisasi di semester II/2019,” ujarnya kepada Bisnis, Sabtu (3/4/2019).
Selain itu, pada semester II/2019, diharapkan dari sektor pertambangan sudah dapat kembali pulih, sehingga kebutuhan akan pengiriman alat berat akan kembali berjalan.
Chiefy menambahkan bahwa pada 1 Agustus 2019, IPCC mendapatkan tambahan pendapatan baru dari Terminal Facility Services untuk car carrier dan towing. Dia mengungkapan bahwa perseroan mendapatkan tambahan pendapatan senilai Rp3 miliar atas jasa tersebut.
Dengan demikian, perseroan optismistis kinerja pada semester II/2019 dapet menutupi pelemahan kinerja pada periode sebelumnya.
“Pada semester II/2019 pertumbuhan kinerja diproyeksikan dari lonjakan volume signifikan CBU [completely build up] ekspor di Semester II/2019, volume CBU domestik, volume alat berat baik domestik maupun internasional,” pungkasnya.