Bisnis.com, JAKARTA - Redupnya penjualan alat berat PT United Tractors Tbk. sepanjang 2019 digadang-gadang akan tertutupi oleh kilauan bisnis emas dan jasa kontraktor pertambangan batu bara. Mampukah strategi itu mendorong saham perseroan lewati level Rp30.000?
Pada semester I/2019, emiten berkode saham UNTR itu melaporkan total penjualan alat berat Komatsu 1.917 unit. Jumlah itu turun 20,13% dari 2.400 unit periode yang sama tahun lalu.
Akan tetapi, bisnis jasa kontraktor pertambangan yang dijalankan melalui entitas anak PT Pamapersada Nusantara (PAMA) tercatat tumbuh secara tahunan pada semester I/2019. Realisasi volume pengupasan lapisan penutupan atau overburden removal (OB) tumbuh 5,27% dan produksi batu bara atau coal getting tumbuh 7,42% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Dari bisnis emas, UNTR merealisasikan volume penjualan 194.000 ounces (Oz) pada semester I/2019. Pencapaian tersebut setara dengan 48,5% dari target 400.000 Oz yang dibidik tahun ini.
Dalam riset yang dipublikasikan melalui Bloomberg, Analis PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Hariyanto Wijaya dan Emma A. Fauni menuliskan bahwa pihaknya tidak melihat tanda-tanda pemulihan dari permintaan alat berat untuk sektor pertambangan dan pertanian. Hal itu sejalan dengan harga komoditas yang tetap lemah untuk saat ini.
Kendati demikian, realisasi output atau produksi bisnis jasa kontraktor masih tumbuh secara kumulatif. Bahkan, laporan dari bisnis pertambangan batu bara perseroan menunjukkan hasil yang solid.
“Kami mengulangi panggilan beli untuk saham UNTR dengan target harga Rp34.800,” ujar tim analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia dalam riset yang dikutip, akhir pekan lalu.
Hariyanto dan Emma menambahkan UNTR adalah salah satu dari beberapa pemain tambang emas yang mampu memanfaatkan momentum kenaikan harga emas.
Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan harga UNTR ditutup terkoreksi 950 poin atau 3,58% ke level Rp25.575 pada perdagangan, Senin (29/7/2019). Saham entitas anak PT Astra International Tbk. itu diperdagangkan dengan price earning ratio (PER) 7,81 kali.
Untuk periode berjalan 2019, pergerakan saham UNTR tercatat mengalami koreksi 6,49%. Harga bergerak dengan kisaran level terendah Rp24.000 dan tertinggi Rp29.525.
Dalam riset lain yang dipublikasikan melalui Bloomberg, Senior Manager Research Analyst Kresna Sekuritas Robertus Yanuar Hardy memproyeksikan perseroan dapat mengantongi pendapatan Rp99,53 triliun dan laba bersih Rp13,24 triliun pada 2019. Ekspektasi itu sejalan dengan realisasi kinerja keuangan pada kuartal I/2019 serta operasional yang solid pada semester I/2019.
Robertus merekomendasikan beli saham UNTR dengan target harga Rp31.000. Pihaknya berpandangan hasil operasional yang kuat dari bisnis emas dan jasa kontraktor pertambangan akan mendukung profitabilitas perseroan tahun ini meskipun penjualan alat berat Komatsu lebih rendah dari 2018.
Rekomendasi Analis terhadap Saham UNTR
Sekuritas | Rekomendasi | Target Harga (Rp/Saham) |
Mirae Asset Daewoo Co.,Ltd. | buy | 34.800 |
RHB Research | buy | 32.500 |
Kresna Sekuritas | buy | 31.000 |
Danareksa Sekuritas | buy | 36.000 |
Morgan Stanley | Overwt/Attractive | 30.000 |
Credit Suisse | outperform | 32.600 |
J.P. Morgan | neutral | 29.000 |
Macquarie | outperform | 32.500 |
Samuel Sekuritas Indonesia | buy | 33.800 |
Indo Premier Sekuritas | buy | 39.000 |
Panin Sekuritas | buy | 36.000 |
HSBC | buy | 39.700 |
UOB Kay Hian | buy | 42.000 |
Sumber: Bloomberg, per 29 Juli 2019.