Bisnis.com, JAKARTA - Yield obligasi Pemerintah bertenor 10 tahun diproyeksi menyentuh 7,13% hingga 7,66% karena faktor eksternal dan internal.
Head of Debt Research Danareksa, Amir A Dalimunthe mengatakan pada paruh kedua 2019, estimasi yield obligasi Pemerintah bertenor 10 tahun semakin optimistis menyusul sentimen positif dari sisi eksternal dan internal. Menurutnya proyeksi yield obligasi Pemerintah bertenor 10 tahun bakal berada di kisaran 7,13% hingga 7,66%.
"Proyeksi yield obligasi rupiah Pemerintah Danareksa lebih optimis menjadi di kisaran 7,13%-7,66%," ujarnya dikutip dari hasil risetnya.
Lebih lanjut, perubahan yield obligasi dalam negeri terdampak sentimen eksternal seperti perkembangan perang dagang, pelambatan ekonomi global serta pergeseran kebijakan The Fed.
Di sisi lain, langkah pemangkasan suku bunga yang ditempuh beberapa negara serta peluang The Fed melakukan hal yang sama, turut memberikan dampak signifikan.
Sementara itu, yield Tresuri AS bertenor 10 tahun juga diproyeksi turun signifikan dari kisaran 2,2% hingga 2,8% menjadi 1,95% hingga 2,35%.
Baca Juga
"Perkembangan trade wars, pelambatan ekonomi dunia, serta pergeseran arah kebijakan The Fed menyebabkan beberapa indikator yang memengaruhi yield obligasi Indonesia mengalami perubahan," katanya.
Dari sisi domestik, tingginya minat investor terhadap instrumen safe haven mengakibatkan kepemilikan asing diproyeksi ke kisaran 38% hingga 39% atau lebih rendah dibandingkan dengan proyeksi sebelumnya yakni di kisaran 39% hingga 40%.
Lalu, faktor lain seperti peluang Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan, peningkatan rating investasi dari S&P pada Mei berdampak pada credit default swap (CDS) 5 tahun turut berkontribusi terhadap proyeksi yield obligasi Pemerintah.