Bisnis.com, JAKARTA - Mayoritas milenial Indonesia lebih memilih untuk menabung dibandingkan dengan berinvestasi. Hal tersebut diungkapkan oleh survei global terbaru dari Luno, perusahaan pertukaran aset kripto, bertajuk The Future of Money.
Berdasarkan penelitian The Future of Money, sekitar 69% dari kaum milenial Indonesia tidak memiliki strategi investasi. Alhasil, kaum milenial Indonesia dinilai lebih sibuk menabung ketimbang menggunakan uangnya untuk mendapatkan keuntungan lebih dengan berinvestasi.
General Manager Luno untuk wilayah Asia Tenggara David Low mengatakan bahwa seiring dengan pertumbuhan yang dialami populasi milenial, baik dalam produktivitas maupun usia, milenial perlu untuk mulai mencari cara menginvestasikan uangnya.
"Tidak hanya uang tambahan, melalui investasi mereka juga akan memperoleh kebebasan finansial dalam jangka panjang, yang merupakan salah satu kebutuhan kaum milenial," ujar David pada acara The Investment of Millenials di Jakarta, Kamis (11/7/2019).
Sebagai informasi, populasi milenial Indonesia diperkirakan akan mencapai 34% dari total populasi pada 2020 dan akan menjadi salah satu pendorong utama perekonomian negara.
Oleh karena itu, dia menilai bahwa milenial penting untuk mempelajari lebih lanjut kelebihan dan manfaat dari strategi investasi yang terstruktur.
Namun, ironinya berdasarkan penelitian, hanya 44% kaum milenial Indonesia yang berinvestasi sekali setiap tahun. Bahkan, 20% dari mereka tidak berinvestasi.
Selain itu, setengah dari kaum milenial Indonesia atau sebanyak 50% mengaku masih membutuhkan informasi yang lebih banyak mengenai cara menggunakan uang yang mereka miliki.
Di sisi lain, sebanyak 79% kaum milenial telah menetapkan anggaran bulanan dan sebanyak 70% di antaranya cenderung bijaksana untuk mengikuti rencana anggaran tersebut.
David mengatakan bahwa temuan ini mengindikasikan bahwa kaum milenial Indonesia sesungguhnya cukup disiplin dengan rancangan anggaran keuangannya.
Hanya saja, lanjutnya, kaum milenial tidak memiliki informasi yang cukup untuk menggunakan uangnya sebagai modal investasi dibandingkan dengan sekedar menyimpannya dalam rekening bank.
Adapun, penelitian terseubt dilakukan dengan 7.000 responden yang tersebar di Eropa, Afrika, dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Penelitian tersebut mencakup kelompok milenial dengan rentang umur 23 tahun hingga 38 tahun dengan tujuan mempelajari sikapnya terhadap keuangan.