Bisnis.com, JAKARTA - Pasar obligasi berpotensi melemah karena investor menantikan testimoni Gubernur Federal Reserve Jerome Powell dalam kongres.
Dalam riset hariannya, Selasa (9/7/2019), Direktur Riset Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan pada awal perdagangan hari ini, pasar obligasi akan melemah terbatas. Pasalnya, sejak perdagangan kemarin, pasar obligasi telah menunjukkan penurunan. Adapun, penurunan tersebut tak diikuti dengan obligasi tenor 5 tahun yang justru masih bertahan dan cenderung naik di rentang 20 basis poin hingga 40 basis poin.
Menurutnya, hal itu menjadi penanda bahwa pelaku pasar menanti opini Gubernur The Fed Jerome Powell dalam kongres pada dini hari nanti. Dalam kesempatan itu, Powell akan membicarakan tentang kebijakan ekonomi AS.
"Pagi ini pasar obligasi diperkirakan akan dibuka melemah dengan potensi melemah terbatas," ujarnya.
Faktor eksternal lain yang memengaruhi perdagangan hari ini yaitu terkait perang dagang China-AS. Meskipun diperkirakan jalan di tempat, negosiasi antara kedua negara kembali dilakukan.
Selain itu, Presiden AS Donald Trump juga memberikan sinyal tentang India yang memberikan tarif tambahan pada produk asal AS. Begitu pula dengan bocornya memo Duta Besar Inggris untuk AS Kim Daroch tentang opininya terhadap Trump yang berpotensi menjadi masalah.
Baca Juga
Di sisi lain, dari sisi kenaikan imbal hasil, pasar ditutup bervariasi pada perdagangan sebelumnya. Pada pasar obligasi Meksiko, imbal hasil menyentuh 7,53% pada akhir perdagangan.
Kemudian, Kolombia sebesar 5,99%; Yunani 2,16%; Filipina 5% dan China 3,16%. Imbal hasil obligasi Indonesia dengan tenor 10 tahun ditutup melemah dari 7,25% ke 7,26%. Hal yang sama terjadi pada obligasi Indonesia tenor 20 tahun yang melemah dari 7,75% menjadi 7,78%.
Oleh karena itu, dia merekomendasikan agar pelaku pasar melakukan aksi jual dengan volume terbatas. "Kami merekomendasikan jual hari ini dengan volume terbatas," katanya.