Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ringkasan Perdagangan 9 Juli: IHSG Lawan Pelemahan Global, Dolar Tekan Rupiah

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil melawan arus pelemahan pasar saham global dan membukukan kenaikan terbesarnya dalam lebih dari satu pekan.
Karyawan melintas di dekat papan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Rabu (23/1/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Karyawan melintas di dekat papan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Rabu (23/1/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil melawan arus pelemahan pasar saham global dan membukukan kenaikan terbesarnya dalam lebih dari satu pekan.

Kendati demikian, nilai tukar rupiah tak mampu menghadapi penguatan dolar AS dan berakhir melemah bersama mayoritas mata uang di Asia.

Berikut adalah ringkasan perdagangan di pasar saham, mata uang, dan komoditas yang dirangkum Bisnis.com hari ini, Selasa (9/7/2019):

IHSG Berakhir Apik Saat Bursa Global Tertekan, Ini Kata Analis

IHSG ditutup menguat 0,57 persen atau 36,50 poin di level 6.388,32 dari level penutupan perdagangan sebelumnya. Kenaikan yang dibukukan IHSG pada akhir perdagangan hari ini adalah yang terbesar sejak naik 0,7 persen pada 27 Juni.

Menurut Direktur Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya, rilis data tentang penjualan ritel menjadi faktor pendorong kenaikan IHSG hari ini.

Seperti diberitakan, Bank Indonesia merilis hasil penjualan eceran Mei 2019 tumbuh 7,7 persen (y-o-y) berkat faktor musiman yakni aktivitas pada Ramadan. Kondisi ini diperkirakan berlanjut pada Juni 2019.

Pasar Saham Global Tertekan, Investor Tunggu Agenda Berikut

Bursa Eropa dan indeks futures Amerika Serikat (AS) kompak melemah bursa Asia di tengah keresahan pasar soal prospek suku bunga AS.

Indeks S&P 500 bergerak menuju penurunan sesi ketiga berturut-turut saat investor menantikan lebih banyak petunjuk mengenai arah kebijakan moneter AS.

Perdagangan pasar saham global hari ini diperkirakan akan terus berfluktuasi menjelang penyampaian testimoni oleh Gubernur bank sentral Federal Reserve Jerome Powell pada 10-11 Juli.

Rupiah Ditutup Melemah Lagi

Nilai tukar rupiah lanjut berakhir melemah 22 poin atau 0,16 persen di level Rp14.130 per dolar AS, di tengah pelemahan mayoritas mata uang Asia. Pada perdagangan Senin (8/7), rupiah ditutup melemah 25 poin atau 0,18 persen di posisi 14.108.

Pada saat yang sama, indeks dolar AS lanjut menguat 0,163 poin atau 0,17 persen ke posisi 97,547, menuju kenaikan hari ketiga berturut-turut.

Net Sell Investor Asing Putus, IHSG Rebound

Rangkaian aksi jual bersih (net sell) oleh investor asing berhasil terputuskan pada perdagangan hari ini. Investor asing membukukan aksi beli bersih (net buy) senilai Rp847,25 miliar, setelah mencatat net sell empat hari beruntun sebelumnya.

Total nilai transaksi yang terjadi di lantai bursa hari ini mencapai sekitar Rp7,64 triliun dengan volume perdagangan tercatat sekitar 17,53 miliar lembar saham.

Pergerakan Harga Emas

Harga emas Comex untuk kontrak Agustus 2019 terpantau melemah 7,80 poin atau 0,56 persen ke level US$1.392,20 per troy ounce pukul 18.43 WIB, tertekan oleh penguatan dolar AS yang dapat menggerus permintaan untuk komoditas ini.

Di dalam negeri, harga emas batangan Antam berdasarkan daftar harga emas untuk Butik LM Pulogadung Jakarta turun Rp1.000 menjadi Rp699.000 per gram. Harga pembelian kembali atau buyback emas Antam pun turun Rp1.000 menjadi Rp628.000 per gram.

Harga Karet Turun Tajam, Ini Penyebabnya

Harga karet di bursa Tokyo dan Shanghai serentak turun tajam pada akhir perdagangan hari ini, di tengah berlanjutnya kekhawatiran seputar suplai yang melimpah.

Shanghai Futures Exchange melaporkan jumlah persediaan karet di Shanghai meningkat 1,5 persen menjadi 423.424 ton pada pekan yang berakhir 4 Juli. Kenaikan tersebut adalah yang terbesar sejak pekan yang berakhir 27 Desember 2018.

Harga karet juga tertekan pelemahan minyak mentah akibat kekhawatiran terkait permintaan dari dampak perang dagang Amerika Serikat dan China untuk tahun kedua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper