Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Karet Turun Tajam, Ini Penyebabnya

Harga karet di bursa Tokyo dan Shanghai serentak turun tajam pada akhir perdagangan hari ini, Selasa (9/7/2019), di tengah berlanjutnya kekhawatiran seputar suplai yang melimpah.
Petani memanen getah karet di Muaro Jambi, Jambi, Sabtu (13/5)./Antara-Wahdi Septiawan
Petani memanen getah karet di Muaro Jambi, Jambi, Sabtu (13/5)./Antara-Wahdi Septiawan

Bisnis.com, JAKARTA – Harga karet di bursa Tokyo dan Shanghai serentak turun tajam pada akhir perdagangan hari ini, Selasa (9/7/2019), di tengah berlanjutnya kekhawatiran seputar suplai yang melimpah.

Berdasarkan data Bloomberg, harga karet untuk kontrak teraktif Desember 2019 di Tokyo Commodity Exchange (Tocom) ditutup anjlok 2,60 persen atau 4,70 poin di level 176,30 yen per kg dari level penutupan sebelumnya.

Pada perdagangan Senin (8/7/2019), harga karet kontrak Desember 2019 berakhir turun 0,33 persen atau 0,60 poin di posisi 181.

Adapun harga karet kontrak September 2019 di Shanghai Futures Exchange berakhir anjlok 3,05 persen atau 340 poin di posisi 10.810 yuan per ton, setelah ditutup melemah 1,11 persen atau 125 poin di level 11.150 pada Senin (8/7).

Shanghai Futures Exchange melaporkan jumlah persediaan karet di Shanghai meningkat 1,5 persen menjadi 423.424 ton pada pekan yang berakhir 4 Juli. Kenaikan tersebut adalah yang terbesar sejak pekan yang berakhir 27 Desember 2018.

Laporan peningkatan stok itu pun tak mampu mengimbangi konfirmasi lonjakan penjualan mobil China untuk bulan Juni 2019, seperti dilansir dari Bloomberg.

Penjualan mobil penumpang China menunjukkan tanda-tanda pemulihan setelah dealer-dealer mobil menawarkan diskon untuk mengosongkan persediaan sebelum aturan emisi baru berlaku.

Menurut Asosiasi Mobil Penumpang China, penjualan ritel sedan, SUV, minivan, dan kendaraan multiguna (MPV) meningkat 4,9 persen menjadi 1,8 juta unit pada Juni dari tahun sebelumnya.

Meski demikian, ada pula kekhawatiran bahwa penjualan tersebut didorong oleh diskon untuk mengosongkan persediaan menjelang pemberlakuan aturan emisi, sehingga dapat membatasi penjualan di bulan-bulan mendatang.

Kabar lain bahwa perusahaan otomotif asal China Geely memangkas target penjualannya menyulut kekhawatiran itu.

Geely mendorong penurunan pada saham otomotif di China setelah memangkas target penjualannya dan mengatakan laba paruh pertama diperkirakan akan turun 40 persen, karena ketidakpastian pada pasar kendaraan penumpang di China.

Turut menekan harga karet, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus 2019 terpantau melemah 0,47 persen atau 0,27 poin ke level US$57,39 per barel pada pukul 15.11 WIB.

Adapun harga minyak acuan global Brent untuk kontrak Agustus 2019 turun 0,27 persen atau 0,17 poin ke level US$63,94 per barel, setelah berakhir terkoreksi 0,19 persen atau 0,12 poin di posisi 64,11 pada Senin (8/7).

Harga minyak mentah tertekan kecemasan terkait permintaan, karena perang dagang Amerika Serikat dan China menuju tahun kedua sehingga mengurangi prospek pertumbuhan ekonomi global.

Seperti diketahui, karet sintetis yang menjadi bahan subtitusi utama karet alam dibuat dari polimer turunan minyak, sehingga pergerakan harganya jelas dipengaruhi harga minyak yang menjadi bahan baku asalnya.

Pergerakan Harga Karet Kontrak Desember 2019 di Tocom

Tanggal        

Harga (Yen/kg)          

Perubahan (persen)

9/7/2019

176,30

-2,60

8/7/2019

181,00

-0,33

5/7/2019

181,60

-0,60

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper