Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Berakhir Apik Saat Bursa Global Tertekan, Ini Kata Analis

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sukses membukukan rebound dan mengakhiri pergerakannya di zona hijau pada perdagangan hari ini, Selasa (9/7/2019), saat mayoritas indeks saham di Asia tertekan.
Pengunjung mengambil foto monitor perdagangan harga saham di Jakarta, Jumat (1/2/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Pengunjung mengambil foto monitor perdagangan harga saham di Jakarta, Jumat (1/2/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sukses membukukan rebound dan mengakhiri pergerakannya di zona hijau pada perdagangan hari ini, Selasa (9/7/2019), saat mayoritas indeks saham di Asia tertekan.

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup menguat 0,57 persen atau 36,50 poin di level 6.388,32 dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Senin (8/7), indeks berakhir melemah 0,34 persen atau 21,65 poin di posisi 6.351,83, penurunan hari kedua berturut-turut.

Padahal, IHSG sempat melanjutkan pelemahannya dengan dibuka turun tipis 0,01 persen atau 0,34 poin di posisi 6.351,48 pagi tadi. Kenaikan yang dibukukan IHSG pada akhir perdagangan hari ini adalah yang terbesar sejak naik 0,7 persen pada 27 Juni.

Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di level 6.351,42 – 6.388,32.

Menurut Direktur Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya, rilis data tentang penjualan ritel menjadi faktor pendorong kenaikan IHSG hari ini.

Seperti diberitakan, Bank Indonesia merilis hasil penjualan eceran Mei 2019 tumbuh 7,7 persen (y-o-y) berkat faktor musiman yakni aktivitas pada Ramadan. Kondisi ini diperkirakan berlanjut pada Juni 2019.

Bank Indonesia menyatakan Indeks Penjualan Riil (IPR) hasil Survei Penjualan Eceran Bank Indonesia tumbuh sebesar 7,7% (y-o-y), lebih tinggi dari 6,7% (y-o-y) pada April 2019.

BI menilai penjualan eceran diprakirakan tetap tumbuh positif pada Juni 2019, meskipun lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

“Untuk jangka panjang, IHSG masih berada dalam pola uptrend,” tambah William dalam risetnya yang diterima Bisnis.com.

Enam dari sembilan sektor berakhir di wilayah positif, dipimpin infrastruktur (+1,34 persen) dan industri dasar (+1,06 persen). Tiga sektor lainnya melemah, dipimpin tambang yang turun 0,68 persen.

Dari 644 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, sebanyak 208 saham menguat, 204 saham melemah, dan 232 saham stagnan.

Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) yang masing-masing naik 2,04 persen dan 1,87 persen menjadi pendorong utama kenaikan IHSG.

Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis-27 sukses rebound dan ditutup menguat 0,72 persen atau 4,06 poin di level 565,04, setelah berakhir melemah 0,69 persen di posisi 560,97 pada Senin (8/7).

Sebaliknya, mayoritas indeks saham utama di Asia berakhir di zona merah, di antaranya indeks Topix Jepang yang turun 0,22 persen dan indeks Kospi Korea Selatan yang melemah 0,59 persen.

Di China, dua indeks saham utamanya, Shanghai Composite dan CSI 300 turun 0,18 persen dan 0,25 persen. Adapun indeks Hang Seng Kong ditutup melemah 0,76 persen.

Pasar saham global pada umumnya tampak lesu di tengah keresahan pasar soal prospek suku bunga AS. Perdagangan pasar saham global hari ini diperkirakan akan berfluktuasi menjelang penyampaian testimoni oleh Gubernur bank sentral Federal Reserve Jerome Powell pada 10-11 Juli.

Powell akan menyampaikan pandangannya mengenai kebijakan moneter dan kondisi ekonomi AS di depan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS pada Rabu (10 Juli) dan Senat AS pada Kamis (11 Juli) waktu setempat.

Sejak awal tahun ini, pasar modal global umumnya telah didukung ekspektasi bahwa bank sentral akan mempertahankan suku bunga pada atau mendekati rekor terendahnya demi mendorong pertumbuhan ekonomi.

Namun harapan itu kemudian tergerus oleh laporan tenaga kerja AS pada Jumat yang menunjukkan lonjakan nonfarm payrolls sebenyak 224.000 pada Juni, lebih tinggi dari estimasi peningkatan sebesar 160.000.

“Apa yang akan dinantikan pasar [dari testimoni Powell] adalah apakah nadanya dovish seperti sebelumnya (pada pertemuan kebijakan terakhir),” terang Christy Tan, kepala strategi pasar untuk Asia di National Australia Bank.

“Perlu ada kesan dovish dari The Fed terhadap pasar,” tambah Tan, seperti dikutip dari Reuters.

Menyusutnya ekspektasi pemangkasan suku bunga serta merta menambah kekuatan dolar AS sekaligus membebani mata uang utama lainnya.

Nilai tukar rupiah pun lanjut berakhir melemah 22 poin atau 0,16 persen di level Rp14.130 per dolar AS, setelah ditutup terdepresiasi 25 poin atau 0,18 persen di posisi 14.108 pada Senin (8/7).

Saham-saham pendorong IHSG:

Kode

Kenaikan (persen)

BBCA

+2,04

TLKM

+1,87

INTP

+4,32

BBNI

+1,95

Saham-saham penekan IHSG:

 Kode

Penurunan (persen)

MEGA

-10,11

CPIN

-3,95

HMSP

-0,94

TPIA

-2,08

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper