Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi Minyak OPEC Melorot ke Level Terbaru

Produksi minyak OPEC merosot ke level terendah baru dalam lima tahun terakhir, pada Juni tahun ini. Hal itu karena kenaikan pasokan Saudi tidak dapat mengimbangi penurunan di Iran dan Venezuela akibat sanksi AS, Survei Reuters menemukan hal tersebut.

Bisnis.com, JAKARTA - Produksi minyak OPEC merosot ke level terendah baru dalam lima tahun terakhir, pada Juni tahun ini. Hal itu karena kenaikan pasokan Saudi tidak dapat mengimbangi penurunan di Iran dan Venezuela akibat sanksi AS, Survei Reuters menemukan hal tersebut.

Ke-14 anggota OPEC telah memompa 29,60 juta barel per hari (bph) bulan lalu. Survei menunjukkan, jumlah itu turun 170.000 barel per hari dari angka revisi Mei dan total OPEC terendah sejak 2014.

Survei Reuters juga menunjukkan, meskipun Arab Saudi meningkatkan output menyusul tekanan dari Presiden AS Donald Trump untuk menurunkan harga, kerajaan tersebut masih secara sukarela memompa kurang dari kesepakatan pasokan yang dipimpin oleh OPEC.

Kendati pasokan lebih rendah, harga minyak mentah telah jatuh dari tertinggi enam bulan terakhir di atas US$75 per barel pada April menjadi di bawah US$63 pada pekan lalu, ditekan oleh kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan ekonomi.

"Keputusan OPEC + pada awal minggu untuk memperpanjang pengurangan produksinya tidak mengubah apa pun,” kata Carsten Fritsch, analis di Commerzbank.

Menurutnya, serangkaian data ekonomi yang mengecewakan dari Amerika Serikat, China dan Eropa telah memicu kekhawatiran baru tentang permintaan minyak.

OPEC, Rusia dan non-anggota lainnya, yang dikenal sebagai OPEC +, sepakat pada Desember untuk mengurangi pasokan sebesar 1,2 juta barel per hari dari 1 Januari tahun ini. Bagian OPEC dari pemotongan tersebut adalah 800.000 barel per hari, yang akan dikirimkan oleh 11 anggota - semua kecuali Iran, Libya, dan Venezuela.

Para produsen menggelar pertemuan minggu lalu di Wina memperpanjang kesepakatan hingga Maret 2020.

Pada Juni tahun ini, 11 anggota OPEC terikat oleh perjanjian mencapai 156% dari pemotongan yang dijanjikan, survei menemukan, lebih dari Mei, karena produksi yang lebih rendah di Irak, Kuwait, dan Angola.

Amerika Serikat menerapkan kembali sanksi terhadap Iran pada November setelah menarik diri dari perjanjian nuklir 2015 antara Teheran dan enam kekuatan dunia. Sanksi bertujuan untuk mengurangi penjualan Iran menjadi nol, Washington bulan ini mengakhiri sanksi keringanan bagi importir minyak Iran.

Ekspor minyak mentah Iran telah menurun hingga kurang dari 400.000 barel per hari dari lebih dari 2,5 juta barel per hari pada April 2018.

Menurut survei tersebut, di Venezuela, pasokan turun sedikit pada Juni karena dampak sanksi AS terhadap perusahaan minyak negara PDVSA dan penurunan produksi jangka panjang.

Di antara negara-negara yang memompa lebih banyak, Arab Saudi meningkatkan pasokan sebesar 100.000 barel per hari menjadi 9,8 juta barel per hari dari angka revisi Mei, survei menemukan. Angka ini masih di bawah kuota OPEC 10,311 bph.

Survei Reuters mencatat, pemangkasan Juni adalah yang terendah dicapai oleh OPEC sejak April 2014.

Survei Reuters bertujuan melacak pasokan ke pasar dan didasarkan pada data pengiriman yang disediakan oleh sumber eksternal. Refinitiv Eikon mengalirkan data dan informasi yang diberikan oleh sumber di perusahaan minyak, OPEC dan perusahaan konsultan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dika Irawan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper