Bisnis.com, JAKARTA - Pergerakan rupiah terhadap dolar AS diprediksikan masih akan cenderung melanjutkan proses koreksi wajar pada Jumat, 5 Juli 2019.
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta mengatakan secara eksternal, para pelaku pasar global sangat antusias dalam rangka menantikan data US nonfarm payroll yang diproyeksikan positif.
Jika hasilnya sesuai atau bahkan di atas ekspektasi, maka hal ini akan menjadi amunisi bagi para pelaku pasar global untuk mengakumulasi mata uang dolar AS dan menyebabkan volatilitas yang tinggi di pasar forex.
Secara internal, pengumuman data cadangan devisa per Juni yang diproyeksikan turun dari $120,3 miliar menjadi $118,4 miliar akan memberikan sentiment negative bagi rupiah.
Hal ini juga ditambah dengan adanya sentimen berupa pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2019 oleh World Bank dari 5,2% menjadi 5,1%.
Secara teknikal, terlihat pola white closing marubozu candle pada USDIDR Daily chart yang mengindikasikan adanya potensi penguatan lanjutan bagi dolar AS terhadap rupiah.
"Khusus untuk range USDIDR maksimum hari Jumat adalah: 14.045 - 14.205," demikian menurut risrt hariannya.