Bisnis.com, JAKARTA – Harga karet di bursa komoditas Tokyo ditutup melemah pada akhir perdagangan hari ini, Selasa (2/7/2019)
Berdasarkan data Bloomberg, harga karet untuk kontrak teraktif Desember 2019 di Tokyo Commodity Exchange (Tocom) ditutup melemah 2,15 persen atau 4,20 poin di level 191 yen per kg dari level penutupan sebelumnya.
Pada perdagangan Senin (1/7/2019), harga karet kontrak Desember 2019 mampu rebound dan ditutup menguat 0,88 persen atau 1,70 poin ke level 195,20 yen per kg.
Sementara itu, harga karet di Shanghai Futures Exchange juga ditutup melemah 1,23 persen atau 140 poin ke level 11.275 yuan per ton.
Jia Zheng, pelau pasar Shanghai Minghong Investment Management Co mengatakan harga karet melemah di tengah kekhawatiran apakah upaya China untuk meningkatkan penjualan mobil berhasil.
“Harga spot juga telah melemah oleh kekhawatiran atas meningkatnya pasokan karena kondisi cuaca di perkebunan karet China kembali normal,” kata Jia, seperti dikutip Bloomberg.
Tanda-tanda kelemahan ekonomi yang lebih luas tersebar luas dalam laporan pada hari Senin, dengan produsen China mencatat penurunan dalam penjualan dan produksi, sedangkan Jerman menderita penurunan permintaan asing.
Pemerintah provinsi China mengambil tindakan setelah pemerintah pusat bulan lalu mendorong mereka untuk memberikan "dukungan" untuk pasar mobil jika mereka memiliki kapasitas. Pemerintah daerah juga dilarang menerapkan pembatasan baru pada pembelian mobil atau pembatasan kendaraan energi baru.
Menambah sentiment negatif, aktivitas manufaktur di seluruh Asia dan Eropa menyusut pada bulan Juni, sementara AS hanya menunjukkan pertumbuhan yang rendah.
Morgan Stanley menurunkan perkiraan pertumbuhannya untuk ekonomi global meskipun Presiden A. Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping menyetujui untuk melanjutkan pembicaraan perdagangan.
Pergerakan Harga Karet Kontrak Desember 2019 di Tocom | ||
---|---|---|
Tanggal | Harga (yen/kg) | Perubahan (persen) |
2/7/2019 | 191,00 | -2,15 |
1/7/2019 | 195,20 | +0,88 |
28/6/2019 | 193,50 | -0,57 |
Sumber: Bloomberg