Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah emiten kabel, termasuk PT Voksel Electric Tbk. bakal memiliki kapasitas produksi baru pada semester II/2019, guna menangkap peluang dari proyek PLN dan swasta.
Sekretaris Perusahaan PT Voksel Electric Tbk. Sache Amalia Siddharta mengatakan bahwa perseroan mengalokasikan investasi senilai US$7 juta untuk ekspansi segmen high voltage. Pada tahun ini, emiten dengan kode saham VOKS itu mengalokasikan US$7,5 juta untuk belanja modal.
Hingga Juni 2019, belanja modal yang telah terserap sebanyak US$3 juta. Dia mengungkapkan VOKS akan meningkatkan kapasitas produksi power cable copper sekitar 10%-20% dari kapasitas saat ini.
Sebagai informasi, kapasitas produksi VOKS saat ini terdiri dari power cable aluminium sebanyak 68.500 ton per tahun, power cable copper sebanyak 21.000 ton per tahun, dan fiber optic cable sebanyak 1,8 juta fiber km per tahun.
Sache menjelaskan, peningkatan kapasitas di segmen kabel tembaga ini untuk menangkap peluang proyek PLN. Dia optimistis kapasitas baru dapat beroperasi komersial pada kuartal III/2019 maupun kuartal IV/2019.
Diketahui, VOKS tengah mengincar kontrak dari proyek PLN senilai Rp11 triliun. Kontrak PLN itu terdiri dari 2 kategori yakni material distribusi umum (MDU) sebesar Rp7 triliun dan transmisi Rp4 triliun.
Baca Juga
Tender akan dilakukan pada semester II/2019. Perseroan optimistis dapat meraih kontrak itu karena tingkat komponen dalam negeri (TKDN) kabel VOKS mencapai 90%.
"[Kapasitas baru high voltage] masih dalam proses penyelesaian. Harapannya di kuartal III/2019 atau kuartal IV/2019 sudah bisa komersial," katanya pada Senin (1/7/2019).
Pada tahun ini, VOKS mengincar penjualan dapat mencapai Rp3,29 triliun. Target penjualan ini naik 22,76% dibandingkan realisasi penjualan 2018 sebesar Rp2,68 triliun.
Sementara itu, laba bersih yang diincar sebesar Rp229,10 miliar pada tahun ini atau naik 117,22% dibandingkan dengan realisasi 2018 sebesar Rp105,47 miliar.
Hingga kuartal I/2019, perseroan merealisasikan pendapatan bersih sebesar Rp789,91 miliar dan laba bersih Rp78,36 miliar atau masing-masing tumbuh 47,34% dan 407,18%. Volume penjualan terutama berasal dari proyek transmisi PLN.