Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tak Ada Sentimen Pendongkrak, Harga Minyak Kembali Lesu

Harga minyak jatuh untuk hari kedua pada perdagangan Selasa (18/6/2019), setelah lebih banyak tanda-tanda pertumbuhan ekonomi global melambat, menyusul ketegangan perdagangan Amerika Serikat dan China.
Harga minyak mentah Indonesia turun./JIBI
Harga minyak mentah Indonesia turun./JIBI

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak jatuh untuk hari kedua pada perdagangan Selasa (18/6/2019), setelah lebih banyak tanda-tanda pertumbuhan ekonomi global melambat, menyusul ketegangan perdagangan Amerika Serikat dan China.

Berdasarkan data Bloomberg, hingga pukul 10.41 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) melemah 0,10% atau 0,05 poin ke level US$51,88 per barel, sedangkan harga minyak Brent melemah 0,07% atau 0,04 poin ke level US$60,90 per barel.

The New York Federal Reserve pada Senin (18/6/2019),  menyatakan bahwa ukuran pertumbuhan bisnis di negara bagian New York membukukan rekor penurunan bulan ini ke level terlemah dalam lebih dari 2 tahun. Hal itu menunjukkan kontraksi mendadak dalam aktivitas regional.

Sentimen bisnis AS telah merosot karena ketegangan perdagangan telah meningkat antara AS dan China. Hal yang sama juga terlihat pada tanda-tanda pelemahan di pasar tenaga kerja.

“Pasar [minyak] berada dalam jalur [penurunan] dan sangat membutuhkan beberapa data ekonomi yang kuat untuk keluar dari [pelemahan] ini,” kata Stephen Innes, managing partner di Vanguard Markets di Bangkok.

Harga minyak telah turun sekitar 20% sejak tertinggi 2019 yang dicapai pada April, sebagian karena kekhawatiran tentang perang perdagangan AS-China dan data ekonomi yang mengecewakan.

Presiden AS Donald Trump dan Presiden Cina Xi Jinping bisa bertemu di KTT G20 di Jepang akhir bulan ini. Trump mengatakan akan bertemu Xi di acara itu, meskipun China belum mengkonfirmasi pertemuan itu.

Menekan lebih lanjut pada harga minyak, Departemen Energi AS, awal pekan ini, menyatakan, minyak serpih diperkirakan akan mencapai rekor pada Juli.

Para analis memperkirakan, ketegangan di Timur Tengah kemungkinan akan membuat harga tetap menguat.

Bertindak Sekretaris Pertahanan AS Patrick Shanahan mengumumkan, Senin (17/6/2019), pengerahan sekitar 1.000 tentara ke Timur Tengah untuk tujuan defensif, menyusul kekhawatiran tentang ancaman dari Iran.

Kekhawatiran konfrontasi antara Iran dan Amerika Serikat meningkat sejak Kamis (13/6) lalu, ketika dua kapal tanker minyak diserang.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dika Irawan
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper