Bisnis.com, JAKARTA — Emiten transportasi PT Eka Sari Lorena Transport Tbk. akan memperkuat trayek pendek sebagai salah satu strategi yang akan dijalankan perseroan tahun ini.
Emiten berkode saham LRNA tersebut akan memperkuat trayek pendek dengan memasuki program angkutan umum yang digagas oleh Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.
Adapun program angkutan umum itu di antaranya adalah Transjabodetabek, Jakarta Residence Connexion, dan Jakarta Airport Connexion.
“Perseroan tetap membuka peluang untuk kembali berpartisipasi di Transjakarta dengan mengajukan diri untuk turut serta dalam program peremajaan armada,” ujar Direktur Eka Sari Lorena Transport Dwi Rianta Soerbakti dalam keterangan resminya, Rabu (12/6/2019).
Selain itu, LRNA akan mengevaluasi terhadap trayek antarkota-antarprovinsi (AKAP) yang dianggap bersinggungan langsung dengan moda transportasi udara dan kereta api. Trayek tersebut nantinya dialihkan ke trayek yang masih berpotensi.
Di samping itu, LRNA akan melanjutkan strategi bisnis yang sudah dijalankan sejak 2017 yakni dengan merubah model bisnis dari layanan Mass Public Transportation menjadi Boutique Mass Transportation.
Baca Juga
“Hal tersebut merupakan strategi perseroan untuk menciptakan diversifikasi produk dan layanan yang signifikan dibandingkan dengan para pesaing,” jelasnya.
Sementara itu, sejak 2018, LRNA telah melakukan ekspansi layanan yakni dengan masuk ke bisnis penyewaan kendaraan untuk perusahaan dengan masa kontrak kerja di atas satu tahun.
LRNA akan memasuki layanan angkutan bandara yang pada 2018 telah mendapat Izin Prinsip dari BPTJ untuk melakukan pelayanan di 43 trayek.
“Potensi angkutan bandara tersebut juga dilihat oleh perseroan sebagai suatu yang menjanjikan untuk meningkatkan kinerja kerja di masa mendatang,” katanya.
Dari lini pemasaran, LRNA berupaya memperkuat digital marketing & penjualan tiket daring yang bekerja sama dengan mitra-mitra penjualan untuk memudahkan pemumpang membeli tiket.
“Melalui penjualan tiket e-commerce, cakupan wilayah pemasaran perseroan tidak terbatas ganya di wilayah Indonesia saja, bahkan hingga keluar negeri, sehingga para pelancong asing bisa merancang rencana perjalannya selama di Indonesia,” pungkasnya.
Berdasarkan laporan keuangan 2018, LRNA masih mencatatkan rugi bersih Rp29,87 miliar, lebih rendah dari rugi tahun sebelumnya Rp38,48 miliar.
Sementara itu, pada periode kuartal I/2019, LRNA masih mencatat rugi Rp5,35 miliar, berkurang dibandingkan rugi pada tahun sebelumnya sebesar Rp13,65 miliar.
Di lantai bursa, pada perdagangan Rabu (12/6/2019), saham LRNA diperdagangkan dengan harga Rp163 per saham dengan price earning ratio -2,67 kali. Sepanjang tahun berjalan, saham LRNA telah menguat 52,34%