Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Eropa dan Asia mampu menguat bersama dengan indeks futures Amerika Serikat (AS) pada perdagangan sore ini, Selasa (11/6/2019), di tengah penantian pasar atas perkembangan seputar isu perdagangan antara Amerika Serikat dan China.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks futures S&P 500 naik 0,3 persen pada pukul 09.30 pagi waktu London (pukul 15.30 WIB), menuju kenaikan sesi keenam berturut-turut.
Pada saat yang sama, indeks Stoxx Europe 600 meningkat 0,6 persen ke level tertingginya dalam lebih dari tiga pekan dan indeks DAX Jerman menanjak 1,1 persen.
Adapun indeks Shanghai Composite China melonjak 2,6 persen, kenaikan terbesarnya dalam lebih dari sebulan, dan indeks MSCI Emerging Market menguat 0,6 persen menuju level tertinggi dalam lebih dari sebulan.
Dilansir dari Bloomberg, kenaikan dalam saham perusahaan tambang dan produsen mobil mengangkat indeks Stoxx Europe 600 lebih tinggi, sedangkan bursa saham Jerman membukukan kinerja terbaiknya setelah ditutup karena libur pada perdagangan Senin (10/6).
Di Asia, bursa saham China tampak mengungguli bursa saham lainnya di kawasan itu didorong pemberitaan bahwa pemerintah daerah akan memiliki lebih banyak ruang untuk melakukan pengeluaran dalam infrastruktur.
Kabar tersebut membantu mengimbangi ancaman Presiden AS Donald Trump untuk menaikkan tarif lebih lanjut jika Presiden China Xi Jinping tidak bertemu dengannya di KTT G20, Osaka, Jepang, pada 28-29 Juni.
Kepada wartawan di Gedung Putih, Trump mengatakan akan mengenakan tarif yang lebih tinggi yakni 25 persen terhadap sisa impor China senilai US$300 miliar.
Sentimen pasar berubah optimistis dan hati-hati di tengah penantian investor atas perhelatan pertemuan para pemimpin dunia tersebut yang diharapkan menjadi jalan berikutnya dalam sengketa perdagangan antara AS dan China.
“Pasar akan sedikit volatil menjelang G20 tepat ketika Anda mendengar segala isu seputar bagaimana negosiasi perdagangan kemungkinan akan terungkap,” ujar Caleb Silsby, kepala manajer portofolio di Whittier Trust kepada Bloomberg TV.
“Kemungkinan pasar telah memperhitungkan ‘resolusi yang cukup baik’ mengenai perdagangan sehingga disrupsi apapun akan menyebabkan peningkatan volatilitas lagi,” tambah Silsby.