Bisnis.com, JAKARTA – Harga karet di bursa Tokyo tergelincir dan bertengger di zona merah pada akhir perdagangan hari ini, Senin (10/6/2019), setelah mampu rally tiga hari perdagangan beruntun sebelumnya.
Berdasarkan data Bloomberg, harga karet untuk kontrak teraktif November 2019 di Tokyo Commodity Exchange (Tocom) ditutup turun 0,68 persen atau 1,40 poin di level 205 yen per kg dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Pada perdagangan Jumat (7/6/2019), harga karet kontrak November melonjak 4,40 poin atau 2,18 persen dan berakhir di level 206,40 yen per kg.
Berbanding terbalik dengan karet di Tokyo, harga karet untuk kontrak teraktif September 2019 di Shanghai Futures Exchange melanjutkan penguatannya dan berakhir ditutup menanjak 220 poin atau 1,82 persen di level 12.330 yuan per ton pada perdagangan Senin (10/6).
Dilansir dari Bloomberg, penguatan harga karet didorong spekulasi bahwa ketatnya pasokan dari Thailand, eksportir terbesar di dunia untuk karet, akan terus meningkatkan harga fisik.
Thailand mulai membatasi pengiriman karet bulan lalu, mengikuti langkah serupa dari Indonesia dan Malaysia sebulan sebelumnya. Sejumlah produsen utama telah menyepakati upaya pemangkasan ekspor bersama guna mendukung harga.
“Karet grade RSS-3 untuk pengiriman dari Bangkok telah naik menjadi 60 baht per kilogram pekan lalu, dengan produksi di Thailand lambat pulih bahkan setelah periode produksi rendah berakhir bulan lalu,” Takaki Shigemoto, Analis perusahaan riset JSC.
Turut menopang karet, harga minyak mentah acuan global Brent untuk kontrak Agustus 2019 terpantau naik 0,30 persen atau 0,19 poin ke level US$63,48 per barel hari ini pukul 14.24 WIB.
Adapun minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli 2019 menanjak 0,43 persen atau 0,23 poin ke level US$54,22 per barel.
“Harga minyak yang lebih tinggi meningkatkan spekulasi bahwa harga karet sintetis dapat naik,” tambah Shigemoto.
Harga minyak diperkirakan melanjutkan penguatannya seiring dengan rencana OPEC memperpanjang masa upaya pengurangan produksi dari negara anggota.
Baik minyak WTI dan Brent memanas 3 persen akhir pekan lalu setelah Arab Saudi menyatakan OPEC akan menyetujui perpanjangan perjanjian pengurangan produksi yang habis masanya pada Juni 2019.
Seperti diketahui, karet sintetis yang menjadi bahan subtitusi utama karet alam dibuat dari polimer turunan minyak, sehingga pergerakan harganya jelas dipengaruhi harga minyak yang menjadi bahan baku asalnya.
Pergerakan Harga Karet Kontrak November 2019 di Tocom | ||
---|---|---|
Tanggal | Harga (Yen/Kg) | Perubahan (persen) |
10/6/2019 | 205,00 | -0,68 |
7/6/2019 | 206,40 | +2,18 |
6/6/2019 | 202,00 | +3,59 |
5/6/2019 | 195,00 | +1,46 |
Sumber: Bloomberg