Bisnis.com, JAKARTA – PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia merekomendasikan beli untuk saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) dan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. (RALS). Sementara itu, memberikan rekomendasi hold untuk PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR).
Analis PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Emma A. Fauni dalam risetnya mengatakan bahwa saham Indofood CBP Sukses Makmur Tbk [ICBP] layak dibeli dengan harga Rp11.800 per saham sampai akhir tahun dan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. [RALS] senilai Rp2.000 per saham dengan volatilitas 10%. Sementara itu, UNVR agar tetap di-hold senilai Rp43.500 per saham sampai dengan untung.
Emma menilai dua musim liburan yakni Idulfitri dan libur sekolah tiba secara terpisah tahun ini. Dengan begitu pola konsumsi masyarakat Indonesia cenderung akan naik. Pasalnya, dibandingkan dengan 4 tahun sebelumnya kedua libur panjang itu saling tumpang tindih.
Perayaan Idulfitri di Indonesia jatuh pada minggu pertama bulan Juni. Sementara itu, libur semester sekolah akan berlangsung dari sekitar minggu pertama bulan Juli sampai minggu kedua. “Dengan dua peristiwa liburan datang pada waktu yang terpisah tahun ini, kami berharap konsumen untuk menikmati slot waktu belanja tambahan, karena mereka cenderung membelanjakan lebih pada liburan panjang,” katanya, pada Senin [10/6/2019].
Belum lagi ditambah anggaran bantuan sosial untuk program Keluarga Harapan [PKH] berlipat ganda dari Rp17,1 triliun pada 2018 menjadi menjadi Rp34,3 triliun pada tahun ini. Bantuan ini sedang dicairkan selama empat fase sepanjang tahun, pada Januari, April, Juli, dan Oktober. Fase pertama dicairkan pada Januari dengan total Rp12,3 triliun atau naik 148,7% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Tahap kedua dicairkan pada bulan April-Mei dan sekitar Rp7,3 triliun atau naik 48,7% dibanding tahap kedua tahun lalu.
“Kami yakin meningkatnya anggaran bantuan sosial tidak hanya mencerminkan keberpihakan pemerintah terhadap kebijakan populis karena tahun pemilu. Tetapi juga ikut membantu mendukung [peningkatan konsumsi] di tengah perlambatan ekonomi global,” katanya.
Menurutnya, memang dukungan anggaran bantuan sosial mungkin tidak secara signifkan akan menaikkan daya beli masyarakat. Akan tetapi setidaknya ikut membantu perekonomian dalam negeri ditengah lesunya perekonomian global.