Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar dolar Australia menguat setelah koalisi Liberal-Nasional pimpinan Scott Morrison secara mengejutkan berhasil mempertahankan kekuasaan kursi mayoritas di parlemen Australia dalam pemilihan umum (pemilu) yang berlangsung akhir pekan kemarin.
Nilai tukar dolar Australia menguat 1 persen terhadap dolar AS setelah pemerintahan Perdana Menteri Scott Morrison unggul dalam jajak pendapat dan mempertahankan kekuasaannya.
Mata uang ini kemudian terpantau diperdagangkan naik 0,4 persen ke level 68,98 sen AS pada pukul 9.25 pagi di Sydney berdasarkan data Bloomberg, ketika fokus investor beralih kembali dari politik ke kebijakan moneter negara itu, di mana spekulasi untuk penurunan suku bunga telah meningkat.
“Kemenangan koalisi telah menghapus ketidakpastian, sehingga pergerakan yang lebih tinggi pada dolar Australia pagi ini seharusnya tidak mengejutkan,” ujar Rodrigo Catril, pakar strategi senior valas di National Australia Bank Ltd.
“Karena itu, kami tidak melihat pergerakan ini akan bertahan lebih tahan lama, aset-aset Australia sebagian besar tergantung pada tensi perdagangan AS-China dan apakah Reserve Bank of Australia akan melancarkan putaran baru pelonggaran moneter atau tidak,” lanjutnya.
Pemerintahan PM Morrison diprediksi akan memimpin mayoritas parlemen, ketika penghitungan suara dari pemilu yang digelar Sabtu (18/5/2019) berlanjut.
Kemenangan Morrison dipastikan setelah Komisi Pemilihan Australia (AEC) mengumumkan bahwa koalisi Liberal-Nasional berhasil mengamankan lebih dari separuh dari total 150 kursi di Parlemen.
Dengan hasil ini, koalisi konservatif dipastikan akan kembali memerintah Australia meskipun hasil akhirnya tidak akan diumumkan AEC dalam waktu dekat.
Penghitungan ini sendiri terbilang cukup mengejutkan. Pasalnya, sejumlah jajak pendapat dalam beberapa pekan terakhir memperlihatkan bahwa Partai Buruh memiliki kans menang lebih besar. Scott Morrison bahkan menyebut kemenangan koalisinya sebagai suatu keajaiban.
Meski tertinggal dalam sebagian besar jajak pendapat, Morrison melakukan serangan tanpa henti terhadap agenda progresif Partai Buruh untuk mengambil tindakan terhadap perubahan iklim dan menghapus tunjangan pajak dari warga Australia yang kaya.
Kendati mampu menguat, dolar Australia telah melemah lebih dari 2 persen terhadap greenback tahun ini di tengah melambatnya pertumbuhan ekonomi dan eskalasi perang dagang AS-China.
Peluang bagi bank sentral Australia Reserve Bank of Australia (RBA) untuk melakukan pemangkasan biaya pinjaman pada bulan Juni guna merangsang ekonomi pun mencapai 70 persen pada Jumat (17/5).
“Sangat kecil kemungkinan kekuatan dolar Australia bisa dipertahankan karena risiko suku bunga domestik tetap mengarah turun,” ujar Cherelle Murphy, ekonom senior do Australia & New Zealand Banking Group Ltd.