Bisnis.com, JAKARTA – Berita terkait strategi manajer investasi di tengah perang dagang Amerika Serikat-China serta prediksi neraca dagang April menjadi sorotan media massa hari ini, Rabu (15/5/2019).
Berikut rincian topik utama di sejumlah media nasional:
Utak-atik Portofolio Investasi. Sejumlah manajer investasi mulai mengantisipasi dampak negatif dari memanasnya perang dagang antara Amerika Serikat dan China, a.l. dengan menambah porsi kas dan mengurangi aset saham dalam portofolio mereka. (Bisnis Indonesia)
Bara dalam Sekam Polemik Tiket Mahal. Tagar #TiketPesawatTetapMahal beredar di jagad Twitter setelah pemerintah mengumumkan penurunan tarif batas atas (TBA) rute penerbangan domestik kelas ekonomi pada Senin (13/5) malam. (Bisnis Indonesia)
Buwas: Mafia Beras Bakal Rontok. Mafia beras di Indonesia dipastikan akan rontok dengan sendirinya jika pemerintah memberikan kewenangan penuh kepada Perum Bulog untuk menyalurkan bantuan pangan nontunai (BPNT). (Bisnis Indonesia)
Neraca Dagang April Berpotensi Defisit. Tren valume ekspor yang turun serta impor barang konsumsi yang meningkat jelang Ramadan diperkirakan memicu defisit pada neraca perdagangan April. (Bisnis Indonesia)
Tiongkok dan AS Sepakat Teruskan Perundingan. Tiongkok dan Amerika Serikat (AS) sepakat untuk terus berunding guna menyelesaikan perang dagang. Pasar saham global pada perdagangan Selasa (14/5) juga berusaha bangkit, setelah terkapar oleh kembali berkobarnya perang dagang tersebut. (Investor Daily)
Penurunan Bursa Saham Mendekati Titik Nadir. Pasar saham terus rontok dalam beberapa waktu terakhir dan mengikis harapan para investor mendapat tambahan dana untuk tunjangan hari raya (THR). Hitungan Head of Equity Research Ekuator Swarna Sekuritas David Suryanto, titik nadir IHSG berpotensi menyentuh 5.800-5.900 di akhir bulan ini. (Kontan)