Bisnis.com, JAKARTA - Saham PT Kalbe Farma Tbk. berpotensi naik lebih tinggi seiring dengan sejumlah sentimen positif bagi industri farmasi.
Analis PT Ciptadana Sekuritas Asia Robert Sebastian mengatakan bahwa meningkatnya cakupan BPJS Kesehatan dan belanja sosial yang lebih tinggi bakal mendorong permintaan yang lebih tinggi untuk produk farmasi.
Selain itu, intervensi pemerintah untuk menutup defisit BPJS Kesehatan juga menjadi salah satu sentimen positif bagi industri farmasi.
Pada kuartal I/2019, KLBF melaporkan penjualan pertumbuhan yang solid sebesar 7% secara tahunan menjadi Rp5,4 triliun, merepresentasikan 24% dan 23% dari proyeksi analis dan konsensus. Adapun, margin laba bersih yang menurun karena pertumbuhan yang lebih tinggi dari divisi distribusi dan logistis.
Sepanjang musim Ramadan, obat over the counter akan membukukan pertumbuhan penjualan lebih tinggi. Salah satu produk yang paling banyak menuai keuntungan adalah Promag.
Analis meyakini permintaan yang lebih tinggi untuk produk nutrisi dan kesehatan, sejalan dengan kebutuhan masyarakat untuk tetap sehat selama musim Ramadan. Ini akan mendorong kinerja yang lebih baik pada 2 segmen itu pada kuartal II/2019.
Baca Juga
"Oleh karena itu, kami memperkirakan margin yang meningkat karena 2 segmen ini memiliki margin lebih baik dibandingkan dengan distribusi dan logistik," katanya dalam riset pada 8 Mei 2019.
Analis PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Mimi Halimin mengatakan, meski sektor konsumer menghadapi tantangan, analis percaya terhadap pandangan jangka panjang KLBF.
Kesadaran akan kesehatan yang meningkat menguntungkan perusahaan, dengan diversifikasi bisnis yang bagus dan prospek yang baik karena riset dan teknologi yang berkelanjutan.
Ciptadana Sekuritas dan Mirae Asset Sekuritas sepakat mempertahankan rekomendasi beli terhadap saham KLBF dengan target harga masing-masing sebesar Rp1.770 dan Rp1.745 per saham. Keduanya berpendapat sama bahwa tantangan bagi KLBF masih berasal dari volatilitas nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang lebih tinggi yang dapat menghambat keuntungan KLBF.
Tantangan lain yakni kenaikan harga minyak, daya beli konsumen yang melambat, serta implementasi kebijakan JKN yang tidak menguntungkan.
Ciptadana Sekuritas memperkirakan perseroan dapat mencapai pendapatan sebesar Rp22,76 triliun pada 2019 dan Rp24,69 triliun pada 2020. Dengan proyeksi laba bersih sebesar Rp2,49 triliun pada 2019 dan Rp2,74 triliun pada 2020.
Adapun, Mirae Asset Sekuritas memperkirakan perseroan dapat mencapai pendapatan Rp22,55 triliun pada 2019 dan Rp24,14 triliun pada 2020. Dengan proyeksi laba bersih sebesar Rp2,55 triliun pada 2019 dan Rp2,65 triliun pada 2020.
Pada perdagangan Jumat (10/5/2019), saham Kalbe Farma ditutup melemah 1,03% ke level Rp1.445 atau turun 15 poin. Meski demikian, kinerja saham emiten dengan kode saham KLBF ini telah menguat 9,89% dalam 6 bulan terakhir.
Berdasarkan konsensus Bloomberg, dari 24 analis yang mengamati pergerakan saham KLBF, 5 di antaranya merekomendasikan beli, sedangkan 13 analis merekomendasikan hold, dan 6 lainnya merekomendasikan jual.
Target harga konsensus sepanjang 12 bulan ke depan sebesar Rp1.547,86.