Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Saham Global Stabil Usai Terpukul Ocehan Trump

Pasar saham global bergerak lebih stabil pada perdagangan sore ini, Selasa (7/5/2019), setelah sempat digoyang ancaman Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk menaikkan tarif terhadap barang-barang asal China.
Bursa Jepang/Reuters
Bursa Jepang/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Pasar saham global bergerak lebih stabil pada perdagangan sore ini, Selasa (7/5/2019), setelah sempat digoyang ancaman Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk menaikkan tarif terhadap barang-barang asal China.

Bursa saham Eropa mengawali perdagangan hari ini dengan lebih tenang setelah ancaman Trump tersebut memicu aksi jual terbesar sejak Maret di pasar ekuitas Eropa pada perdagangan Senin (6/5).

Indeks saham di London turun 0,2 persen karena harus mengejar ketertinggalannya setelah akhir pekan yang panjang, tetapi indeks saham di Frankfurt, Paris, dan indeks Stoxx 600 bergerak fluktuatif antara zona hijau dan merah.

Trump secara dramatis meningkatkan tekanan pada China untuk mencapai kesepakatan perdagangan dengan mengumumkan akan menaikkan tarif impor atas produk China senilai US$200 miliar pada Jumat (10/5) pekan ini.

Namun, sebagian investor masih berharap ancaman tarif itu lebih merupakan taktik negosiasi, terutama setelah pemerintah China mengkonfirmasikan bahwa negosiator utamanya, Wakil Perdana Menteri Liu He, akan pergi ke Washington pada Kamis dan Jumat pekan ini sesuai rencana.

Indeks MSCI dan bursa Asia pun mampu bertahan di posisi sebelumnya, meskipun indeks Nikkei Jepang melorot 1,5 persen setelah ditutup selama lebih dari sepekan karena liburan Golden Week.

Pada perdagangan Senin (6/5), bursa Asia tersungkur 2 persen dan pasar China membukukan penurunan terburuk dalam lebih dari tiga tahun.

“Kami memperkirakan eskalasi akan berkurang karena masalah ini tampaknya dapat diselesaikan dan Liu He, negosiator utama China, melanjutkan rencananya pergi ke Washington DC untuk berunding pekan ini," ujar ekonom Oxford Economics Louis Kuijs.

“Meski demikian, kemungkinan eskalasi baru dari perang perdagangan AS-China telah meningkat secara substansial. Ini akan menjadi hambatan pada ekonomi masing-masing negara, terutama di China,” lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper