Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Adaro Energy (ADRO) Gencar Ekspansi di Proyek EBT

PT Adaro Energy Tbk. mulai melakukan diversifikasi bisnis dengan menambah portofolio di sektor energi baru dan terbarukan (EBT) guna meredam dampak dari volatilitas harga batu bara.
Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk Garibaldi Thohir (tengah) didampingi CFO Lie Luckman (kiri) dan Wakil Presiden Direktur Christian Ariano Rachmat (kanan) menjawab pertanyaan awak media seusai RUPST di Jakarta, Selasa (30/4/2019)./ANTARA-Dhemas Reviyanto
Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk Garibaldi Thohir (tengah) didampingi CFO Lie Luckman (kiri) dan Wakil Presiden Direktur Christian Ariano Rachmat (kanan) menjawab pertanyaan awak media seusai RUPST di Jakarta, Selasa (30/4/2019)./ANTARA-Dhemas Reviyanto

Bisnis.com, JAKARTA — PT Adaro Energy Tbk. mulai melakukan diversifikasi bisnis dengan menambah portofolio di sektor energi baru dan terbarukan (EBT) guna meredam dampak dari volatilitas harga batu bara.

Wakil Presiden  ADRO, Christian A. Rachmat tengah menjajaki sejumlah investasi EBT yang akan dimulai dari panel surya sebagai proyek percontohan,  selain tentunya fokus menyelesaikan proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Batang, Jawa Tengah dan Kalimantan Selatan. 

Dia melanjutkan, perusahaan telah membentuk divisi khusus untuk menggandeng studi kerja sama dengan sejumlah pemain EBT. ADRO membidik target wilayah di luar Jawa yang tingkat elektrifikasi masih rendah seperti Sumbawa dan Papua, sebagai yang paling potensial.

“Nilai investasi dan detailnya, kami keluarkan satu hingga dua bulan lagi karena kami berpartner juga. Intinya, kami masin mencari tahu, Indonesia yang cocok apa. Tiap daerah akan berbeda-beda. Kalau Kalimantan utara, hidro cocok, tapi di NTT, Sumba, Papua itu mungkin solar. Jawa  sudah padat, jadi nanti mubazir investasinya,” jelasnya, baru-baru ini.

Tahun ini, emiten tambang batu bara tersebut akan mengalokasikan belanja modal sebesat US$450-US$650 juta. Angka ini memang lebih rendah dari tahun lalu sebesar US$750 juta--US$900 juta. 

Chief Financial Officer Adaro Energy Lie Luckman mengatakan, alokasi terbesar akan digunakan untuk pengembangan tambang batu bara Adaro MetCoal (AMC) dan peremajaan alat berat. Sepanjang kuartal I/2019 penyerapan belanja modal sebesar US$106 juta, atau 28% lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

“Capex akan banyak sumbernya. Kita akan gunakan operasional dari EBTIDA yang kami generate, lalu kita financing dari luar tetapi masih kita lihat. Apakah mau bond atau big loan,”jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper