Bisnis.com,JAKARTA— PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. mendapatkan pekerjaan stasiun mass rapid transit di Taiwan dengan nilai Rp200 miliar pada April 2019.
Direktur Operasi III Wijaya Karya Destiawan Soewardjono mengungkapkan kontrak luar negeri yang didapatkan perseroan senilai Rp560 miliar per Februari 2019. Akan tetapi, perseroan telah mendapatkan kontrak pekerjaan stasiun mass rapid transit (MRT) di Taiwan senilai Rp200 miliar pada April 2019.
“Fisiknya kira-kira habis lebaran sudah mulai. [Kontrak] sudah di dapat dan sudah ditanda tangan,” jelasnya kepada Bisnis, baru-baru ini.
Destiawan mengungkapkan kontrak tersebut permulaan untuk pengerjaan sekitar 4 stasiun dari total 12 stasiun. Menurutnya, kontrak di Taiwan tersebut berpeluang bertambah hingga menjadi Rp500 miliar untuk pengerjaan sekitar 8 stasiun.
Selain di Taiwan, dia mengatakan perseroan juga tengah mengincar proyek jembatan di Serawak, Malaysia. Nilai kontrak dari pekerjaan itu ditaksir mencapai Rp1,7 triliun dengan porsi emiten berkode saham WIKA itu sebesar 40%.
“Join sama kontraktor lokal untuk jembatan Batang—Saribas. Saat ini sedang dilakukan klarifikasi,” tuturnya.
Destiawan memproyeksikan perseroan dapat mengantongi nilai kontrak baru dari luar negeri senilai Rp1,5 triliun—Rp2 triliun pada semester I/2019. Target yang dibidik dari luar negeri senilai Rp4,5 triliun tahun ini.
Sampai dengan pertengahan tahun 2019, sejumlah kontrak baru yang bakal didapatkan perseroan yakni dari Aljazair, Malaysia, serta Dubai.
Berdasarkann catatan Bisnis, WIKA telah mengantongi kontrak baru dari pengerjaan rumah susun di Aljazair senilai Rp170 miliar pada Januari 2018. Selanjutnya, kontraktor pelat merah itu mendapatkan kontrak pengerjaan housing di Dubai senilai Rp300 miliar pada Februari 2018.