Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Melemah Terpengaruh Sinyal Produksi Global Meningkat

Harga minyak dunia menyentuh posisi rendah pada perdagangan Senin (15/4/2019) terpengaruh sentimen sinyal produksi global yang meningkat.
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak dunia menyentuh posisi rendah pada perdagangan Senin (15/4/2019) terpengaruh sentimen sinyal produksi global yang meningkat.

Hingga pukul 14.16 WIB, harga minyak West Texas Intermediate melemah 0,34% atau 0,53 poin pada level US$63,55 per barel. Untuk harga minyak Brent juga melemah sebanyak 0,16% atau 0,22 poin pada level US$71,39 per barel.

Virendra Chauhan, analis minyak di Energy Aspects Singapura mengatakanbahwa  pihaknya memproyeksikan harga minyak diperdagangkan dalam level US$70 per barel. “Dalam kisaran yang relatif ketat saat ini,” katanya dikutip dari Reuters, Senin (15/4/2019).

Menurutnya, sejumlah indikator perekonomian Amerika Serikat menunjukkan bahwa tingkat aktivitas tengah meningkat sehingga berpeluang mendukung pertumbuhan produksi minyak yang kuat pada kuartal II tahun ini.

 “Bahayanya adalah [harga minyak] turun karena kedua kontrak [WTI dan Brent] masih sangat overbought [jenuh beli] dari sudut pandang teknis,” kata Jeffrey Halley, analis pasar senior di OANDA, Singapura.

Namun, pada saat yang sama, ocehan dari berbagai menteri pakta OPEC+ memperlihatkan, aliansi ini akan melunak soal pemangkasan produksi.

OPEC dan sekutunya dijawalkan bertemu pada Juni mendatang untuk membahas nasib kesepakatan pemotongan produksi. OPEC, Rusia, dan produsen lainnya telah mengurangi produksi sebesar 1,2 juta barel per hari dari Januari hingga 6 bulan ke depan.

Pemimpin de facto OPEC, Arab Saudi, dinilai tertarik untuk mencukur produksi minyaknya. Namun, sumber-sumber dalam OPEC mengatakan, produksi dapat ditingkatkan mulai Juli, jika gangguan minyak berlanjut di tempat lain.

Kepala National Oil Corp Libya memperingatkan bahwa pertempuran baru dapat menghapus produksi minyak mentah di negara itu.

Sementara itu, Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov dikutip oleh kantor berita TASS mengatakan, Rusia dan OPEC dapat memutuskan untuk meningkatkan produksi untuk memperjuangkan pangsa pasar dengan Amerika Serikat. Namun, hal ini akan mendorong harga minyak ke level rendah US$40 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dika Irawan
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper