Bisnis.com, JAKARTA—Pilarmas Investindo Sekuritas memperkirakan bahwa beberapa berita global masih mewarnai pergerakan IHSG pada pekan ini.
Maximilianus Nico Demus, Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas, mengatakan bahwa sentimen pertama diawali dari berita Bank Sentral China yang akan mempertahankan sikap kebijakan moneternya dan menjaga yuan agar sejalan dengan fundamentalnya karena akan digunakan sebagai alat fiskal untuk memacu pertumbuhan.
Perekonomian China secara umum dapat dikatakan stabil. PBOC akan membuka sektor keuangan dan akan meningkatkan persaingan antar perusahaan lokal dan joint venture untuk memperkuat industri keuangan.
PBOC juga akan mengejar kebijakan fiskal proaktif dengan intensitas yang lebih besar dan meningkatkan kinerjanya dengan fokus kepada pemotongan pajak dan biaya dalam skala yang lebih besar.
"Kami masih melihat adanya potensi GDP China yang mulai kembali melambat, sehingga berpotensi akan menjadi yang terlemah sejak 1990," kata Nico dalam riset harian, Senin (15/4/2019).
Beralih dari sana, tampaknya akan ada konfrensi tingkat tinggi yang ketiga kalinya antara Amerika dengan Korea Utara. Hal ini diawali dari Pemimpin Korea Utara yang mengatakan bahwa Kim bersedia untuk bertemu selama Amerika menawarkan persyaratan yang dapat diterima di akhir tahun.
Hal ini pun disambut positif oleh Trump yang mengatakan bahwa pertemuan ketiga akan menjadi sesuatu yang bagus karena dirinya dan Kim lebih memahami di mana posisi masing-masing.
Trump juga mengatakan bahwa dia akan menanti hari di mana senjata nuklir dan sanksi Korea Utara dapat dihapus, sehingga ia dapat menyaksikan Korea Utara menjadi salah satu negara paling sukses di dunia.
Tampaknya pernyataan Kim menginginkan negosiasi yang gagal kemarin dapat dilakukan kembali. Tentu hal ini dapat disambut positif oleh dunia karena ada proses perdamaian yang kembali terus berjalan.
Di samping itu berita kembali datang dari pertemuan antara Amerika dan China di sela sela Spring Meeting IMF kemarin. Ada komitmen yang dibuat oleh Amerika dan China terkait dengan komitmen apabila dari kedua negara tersebut tidak menjalankan kesepakatan. Steven berharap mekanisme penegakan bekerja dua arah dan saling menghormati komitmen tersebut.
Di bawah pakta yang sedang dibahas, kedua negara tersebut akan membentuk kantor penegakan hukum sebagai bentuk komitmen dan kepatuhan kedua negara tersebut.
Dari dalam negeri, mengawali pekan ini beberapa data penting terkait fundamental dalam negeri dijadwalkan akan rilis pada pagi ini. Menurut konsensus yang dihimpun oleh tradingeconomics, neraca perdagangan diproyeksikan defisit sebesar US$0,18 miliar dari sebelumnya surplus US$0,33 miliar.
"Terlepas dari tekanan ekspor dan massifnya impor, kami melihat minggu ini dapat menjadi tekanan bagi indeks yang cukup kuat.Terlebih pada minggu ini akan diadakan pemilihan presiden yang menjadi sebuah penantian pasar dari jauh – jauh hari. Kami juga melihat adanya potensi perdagangan dapat lebih sepi dikarenakan adanya beberapa hari libur yang terdapat dalam pekan ini," lanjutnya.
Nico mengatakan, secara teknikal dirinya melihat saat ini IHSG berpotensi melemah dan ditransaksikan pada level 6.393-6.420. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan IHSG bisa berbalik arah. Apabila IHSG menguat di awal pekan ini tentu akan menjadi awal positif menjelang pemilu nanti.
Data ekonomi China yang mengembirakan tentu meredakan kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan ekonomi global. Hal inilah yang mengangkat saham di Amerika jumat lalu. S&P 500 naik 1% dan mencapai tertinggi baru sepanjang masa.
Earnings season di Amerika akan terus berlanjut. Citigroup, Bank of Amerika, Blackrock, Goldman Sachs, Morgan Stanley, dan lainnya mungkin akan terus memberikan kejutan.