Bisnis.com, JAKARTA -- Mirae Asset Sekuritas Indonesia memperkirakan bahwa pada perdagangan hari ini, Jumat (12/4/2019) masih ada peluang bagi harga surat utang negara atau SUN untuk menguat.
Dhian Karyantono, analis Fixed Income Mirae Asset Sekuritas Indonesia, mengatakan bahwa meski sentimen berdasarkan perkembangan global semalam cenderung negatif bagi harga SUN di pasar sekunder hari ini, tetapi peluang kenaikan harga SUN masih ada jelang rilis data neraca dagang Tiongkok per Maret 2019.
Terkait dengan sentimen negatif bagi harga SUN, tekanan yang berasal dari indeks dolar AS meningkat setelah rilis data klaim tunjangan pengangguran awal AS, per minggu pertama April 2019, turun ke level terendah sejak kisaran kuartal empat 1969 menjadi hanya sebesar 196 ribu klaim atau di bawah ekspektasi pasar (konsensus Bloomberg) sebesar 210 ribu klaim.
Membaiknya kondisi ketenagakerjaan AS tersebut, pada akhirnya mendorong kenaikan Indeks dolar AS ke kisaran 97,17 poin dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya di kisaran 96,94 poin.
Meski demikian, jelang rilis data neraca dagang Tiongkok yang diprediksi membaik maka peluang bagi harga SUN untuk menguat pada perdagangan hari ini masih ada.
Sejauh ini, surplus neraca dagang Tiongkok diestimasi mencapai US$5,70 miliar (berdasarkan konsensus Bloomberg) atau naik dibandingkan level sebelumnya sebesar US$4,12 miliar serta pertumbuhan ekspor dan impor secara tahunan (yoy) yang juga diproyeksi meningkat masing-masing sebesar 6,5% (sebelumnya sebesar -20,7%) dan 0,2% (sebelumnya sebesar -5,2%).
"Selain itu, berdasarkan analisis kami menggunakan data historis neraca dagang Tiongkok dan cross correlation dengan data PMI Manufaktur Tiongkok menunjukkan besarnya potensi data neraca dagang Tiongkok akan membaik," katanya dalam riset harian, Jumat (12/4/2019).
Dhian mengatakan, jika data aktual neraca dagang China sesuai dengan proyeksi maka akan menjadi katalis positif bagi aset-aset emerging market seperti Indonesia seiring dengan redanya kekhawatiran terhadap melambatnya pertumbuhan ekonomi global.
Apalagi, inflasi tahunan berdasarkan harga produsen (PPI) Tiongkok dan AS pada bulan lalu membaik, masing-masing pada kisaran 0,4% (sebelumnya 0,1%) dan 2,2% (sebelumnya 1,9%), yang menjadi sinyal adanya pemulihan sektor industri di negara-negara penopang ekonomi dunia tersebut.
Untuk trading jangka pendek, Dhian merekomendasikan investor untuk fokus pada perdagangan seri benchmark FR0077, FR0078, dan FR0068 dengan aksi tahan hingga beli sebelum rilis data neraca dagang Tiongkok dan aksi jual setelah rilis data tersebut.
Berdasarkan economic calendar Tradingeconomics, data neraca dagang Tiongkok kemungkinan akan dirilis pada pukul 10 pagi ini.
"Selain itu, rekomendasi jual juga didorong oleh kemungkinan adanya sentimen negatif dari rilis data neraca dagang Indonesia per Maret 2019 yang akan rilis awal pekan depan," katanya.
Sementara itu, untuk jangka panjang, Dhian merekomendasikan investor untuk beli FR0059, FR0058, FR0065, FR0075, FR0079, dan FR0076.
Berikut ini proyeksi rentang pergerakan harga dan imbal hasil seri-seri SUN yang likuid hari ini:
FR0063 (15 Mei 2023): 95,00 (7,05%) - 95,30 (6,96%)
FR0077 (15 Mei 2024): 104,00 (7,17%) - 104,40 (7,08%)
FR0064 (15 Mei 2028): 90,20 (7,64%) - 90,65 (7,56%)
FR0078 (15 Mei 2029): 103,90 (7,69%) - 104,70 (7,57%)
FR0065 (15 Mei 2033): 87,55 (8,12%) - 88,00 (8,06%)
FR0068 (15 Maret 2034): 102,30 (8,11%) - 103,00 (8,03%)
FR0075 (15 Mei 2038): 93,45 (8,18%) - 93,90 (8,13%)
FR0079 (15 April 2039): 101,60 (8,21%) - 102,15 (8,16%)